
Nabi Muhammad mempunyai akhlak dan budi pekerti yang sempurna. Di samping itu beliau memiliki fisik dan karakter sifat yang sempurna juga. Wajah dan kondisi fisik Nabi Muhammad tidak pernah digambarkan dalam bentuk media apapun.
Namun sebenarnya para shahabat dan para keluarga Nabi Muhammad telah banyak menceritakan tentang karakteristik fisik dan sifat-sifat Nabi Muhammad. Seperti riwayat Imam Abu Ishaq berkata,
سَأَلَ رَجُلٌ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ: أَكَانَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ السَّيْفِ؟ قَالَ: لَا، بَلْ مِثْلَ الْقَمَرِ
“Seseorang bertanya kepada al-Barra: ‘Apakah wajah Rasulullah seperti pedang?’ Al-Bara menjawab: ‘Tidak, tetapi wajah beliau seperti rembulan (bulat).” (HR. Imam Bukhari)
Wajah Rasulullah itu bercahaya dan putih seperti kertas, bahkan lebih putih dari kertas. Sebagaimana diriwayatkan oleh Sa’id bin Iyas:
أَرَأَيْت رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم؟ قَالَ: نَعَمْ، كَانَ أَبْيَضَ مَلِيحَ الوَجْهِ
“Apakah engkau pernah melihat Rasulullah?” Dijawab: “Betul, wajahnya putih serta amat indah (dipandang).” (HR. Imam Muslim)
Diceritakan ketika Sayidah Aisyah sedang menjahit baju pada malam hari. Lalu jarum yang dipakai untuk menjahit terjatuh. Maka Sayidah Aisyah pun mencari jarum itu, akan tetapi tidak menemukannya. Kemudian Nabi Muhammad setelah Shalat Isya memasuki rumah Sayidah Aisyah, maka Sayidah Aisyah berkata: “Seolah-olah kala itu rembulan yang masuk ke rumahku, karena terangnya wajah Nabi Muhammad, sehingga terlihat jarum yang jatuh tadi.” (HR. Imam Muslim)
Wajah Rasulullah tidak terlalu bulat. Rambutnya amat lebat, berwarna hitam, tidak terlalu lurus dan tidak terlalu keriting, ujungnya terjuntai hingga kedua telinga. Sebagaimana dikatakan kepada Shahabat Anas bin Malik tentang fisik rambut Rasulullah:
كَيْفَ كَانَ شَعَرُ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم؟ قَالَ: لَمْ يَكُنْ بِالْجَعْدِ، وَلا بِالسَّبْطِ، كَانَ يَبْلُغُ شَعَرُهُ شَحْمَةَ أُذُنَيْهِ
“Rambut Rasulullah tidak terlampau keriting, tidak pula lurus kaku, rambutnya mencapai kedua daun telingannya.” (HR. Imam Ahmad)
Shahabat al-Barra bin ‘Azib juga berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مَرْبُوعًا بَعِيدَ مَا بَيْنَ الْمَنْكِبَيْنِ عَظِيمَ الْجُمَّةِ إِلَى شَحْمَةِ أُذُنَيْهِ عَلَيْهِ حُلَّةٌ حَمْرَاءُ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Rasulullah itu berperawakan sedang, berpundak bidang, rambutnya lebat terurai ke bahu hingga sampai kedua cuping telinganya. Pada suatu ketika, Rasulullah pernah mengenakan pakaian berwarna merah, aku tidak pernah menyaksikan seorangpun yang lebih tampan darinya.” (HR. Imam Muslim)
Para shahabat juga menjelaskan janggut Rasulullah yang lebat akan tetapi rapi. Di riwayatkan dari Abu Ubaid al-Qasim bin Salam: “Jenggot yang tebal adalah jenggot yang tidak tipis dan tidak panjang, tetapi memiliki ketebalan didalamnya, tanpa terlalu besar dan tidak pula panjang.” (HR. Imam Abu Nu’aim)
Pada janggut Rasulullah terdapat uban, seperti perkataan Shahabat Anas bin Malik ketika ditanya oleh muridnya, Muhammad ibnu Sirin: “Apakah Nabi Muhammad pernah memutihkan jenggotnya?” Ia menjawab: “Tidak sampai memutih, hanya saja jenggotnya ada bulu-bulu putih (uban).”
Hidung Rasulullah mancung, akan tetapi tidak seperti hidung orang Arab kebanyakan. Seperti dalam syair:
مِيْمِيُّ الْفَمِ، نُوْنِيِ الْحَاجِبِ، آَلِفُ الْأَنْفِ
“Mulutnya berbentuk Mîm, alisnya berbentuk Nûn, hidungnya berbentuk Alîf.”
Bagian atas hidung Rasulullah bercahaya, sehingga orang yang tidak memperhatikan dengan cermat akan mengira jika hidung beliau bengkok. Jika Rasulullah marah, wajahnya memerah. Sampai dikatakan jika sedang marah, terlihat di antara kedua alisnya satu urat yang bertuliskan Allah.
Mulut Rasulullah berbentuk huruf Mîm. Beliau sangat menjaga mulut dari perkataan yang tidak baik dan berkata hanya untuk yang diperlukan saja. Nabi Muhammad membersihkan mulutnya dengan siwak setiap kali ingin tidur, pun ketika bangun tidur untuk shalat malam. Seperti diriwayatkan oleh Hudzaifah bin al-Yaman:
كَانَ رسول الله صلى الله عليه وسلم إِذَا قَامَ مِن النَّومِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
“Apabila Rasulullah bangun malam, beliau menggosok mulutnya dengan siwak.” (Hadis Muttafaq Alaih)
Nabi Muhammad mempunyai suara yang bagus. Jika sedang berpidato (khutbah), maka beliau melantangkan suaranya. Sayidina Anas bin Malik berkata:
مَا بَعَثَ اللهُ نَبِيًّا إِلَّا حَسَنَ الْوَجْهِ حَسَنَ الصَّوْتِ، وَكَانَ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَسَنَ الْوَجْهِ حَسَنَ الصَّوْتِ وَكَانَ لَا يُرْجَعُ
“Allah tidaklah mengutus seorang Nabi, melainkan berwajah tampan serta bersuara merdu. Dan Nabi kalian (Rasulullah) adalah yang paling tampan dan paling bersuara merdu, dan dia tidak berucap dengan suara gemetar.” (HR. Imam Tirmidzi).