Deskripsi Masalah

Setiap liburan pada bulan maulid, biasanya kami selalu mengadakan ziarah wali 6 (enam). Pesertanya ada yang laki-laki dan ada juga yang perempuan. Tetangga kami yang belum pernah mengikuti ziarah, saat itu ingin sekali mengikutinya, akan tetapi ia masih ada dalam keadaan menstruasi.

Pertanyaan

Bagaimana hukum ziarah bagi perempuan yang sedang haid?

Jawaban

Boleh, asalkan ia tidak memegang dan atau membaca al-Qur’an.

Rujukan

وَلاَ بَأسَ لِحَائِضٍ وَجُنُبٍ بِقِرَاءَةِ أدْعِيَةٍ وَمَسِّهَا-الى ان قال-وَزِياَرَةِ قُبُورٍ اهـ (رد المختار، 1/488).

فَصْلٌ: فِيْماَ يَحْرُمُ باِلحَدَثِ الأَصْغَرِ والأَكْبَرِ-إلى ان قال-وَحَمْلُ المُصْحَفِ (وَكَذاَ مَسُّهُ) أيْ المُصْحَفِ وَوَرَقِهِ وَحَوَاشِيْهِ لِغَيْرِ ضَرُورَةٍ-إلى ان قال-(وَقِرَاءَةُ القُرْآنِ) وَلَوْحَرْفاً مِنْهُ بِقَصْدِ القِرَاءَةِ وَحْدَهَا أوْ مَعَ غَيْرِهَا. فَإِنْ قَصَدَ نَحْوَ الذِّكْرِ فَقَطْ أوْ أطْلَقَ لَمْ يَحْرُمْ اهـ (إسعاد الرفيق، 1/82).