
Haritsah bin Nu’man al-Anshari memiliki banyak rumah yang saling berdekatan dengan kediaman Rasulullah di Madinah. Haritsah sangat senang dengan kedekatan lokasi itu (jiwar), sehingga pernah Haritsah sering bercerita, kami hanya memiliki satu dapur. Aku dan Rasulullah sering membuat roti Bersama di dapur itu. Haristah juga senang mendengar lantunkan al-Quran Rasulullah, shalat beliau, dan doa beliau di malam hari.
Suatu ketika, Rasulullah mengutus Zaid bin Haritsah dan Abu Rafi’ untuk menuju Makkah, membekali keduanya dengan 500 Dirham uang dan dua ekor unta, untuk membawa pulang Sayidah Fatimah dan Ummu Kultsum (dua putri Rasulullah), Saudah binti Zam’ah (istri Rasulullah), Ummu Aiman (istri dari Zaid bin Haritsah), dan Usamah (anak dari Zaid). Mereka juga diperintah untuk membawa Abdullah bin Abu Bakar beserta seluruh keluarga Sayidina Abu Bakar (yang tertinggal di Madinah).
Setelah kedatangan mereka ke Madinah, Rasulullah menempatkan mereka di beberapa rumah milik Haritsah.
Begitu pun, setiap kali Rasulullah menikah (dengan Ummahatil Mukminin), Haritsah selalu mempersilahkan Rasulullah untuk memilih menetap di rumah manapun (yang beliau inginkan). Sampai-sampai beberapa rumah milik Haritsah sudah seperti milik Rasulullah.
Ketika Sayidina Ali menikahi Sayidah Fatimah, Rasulullah berkata: “Aku ingin engkau tinggal di rumahku bersamaku.”
Sayidah Fatimah berkata: “Wahai ayah, apakah tidak sebaiknya engkau berbicara kepada Haritsah, sebelum memindahkan kami dari rumah miliknya?”
Rasulullah bersabda: “Aku telah terbiasa pindah dari rumah Haritsah. Sampai aku merasa malu karena selalu berpindah-pindah memakai beberapa rumah miliknya.”
Perbincangan itu akhirnya sampai pada Haritsah bin Nu’man, lalu ia mendatangi Rasulullah. Haritsah berkata: “Wahai Rasulullah, aku mendengar kabar bahwa engkau ingin memindahkan Sayidah Fatimah ke kediamanmu. Ini rumah-rumahku, dan lokasinya paling dekat dengan kediamanmu daripada rumah-rumah Bani Najjar lainnya. Dan bahwa diriku dan hartaku adalah milik Allah dan utusan-Nya. Demi Allah, wahai Rasulullah. Apa yang engkau ambil dariku lebih aku senangi, daripada apa yang engkau tinggalkan!”
Rasulullah bersabda: “Engkau benar Haritsah. Semoga Allah selalu memberkahi dirimu.”
Akhirnya Sayidah Fatimah pindah lagi dan menempati rumah milik Haritsah.[1]
[1] Ath-Thabaqat li Ibni Sa’d, III/53 & VIII/119; al-Isti’ab, I/306-307; al-Mustadrak Imam Hakim, III/208 (Imam Hakim menyatakan Haritsah termasuk Syuhada Badr, semestinya yang syahid di Perang Badar adalah Haritsah bin Rabi’); Hulyatul-Auliya, I/356; Shifatush-Shafwah, I/187; al-Ishabah, I/312-313.