
Imam Ibnu Ishaq mengungkapkan, ketika Rasulullah menyaksikan di medan Uhud, barisan muslimin semakin menganga lebar, dan mereka terdesak oleh kepungan pasukan musyrikin, beliau bersabda: “Siapakah di antara kalian yang berani memberikan nyawanya demi kami?”
Mahmud bin Amr (perawi hadis) menyatakan, maka berdirilah Ziyad bin as-Sakan Bersama lima orang lainnya dari kalangan Anshar. Mereka kemudian maju berperang demi melindungi Rasulullah, dan syahid terbunuh satu persatu hingga hanya tersisa Ziyad bin as-Sakan sebagai orang terakhirnya (versi lain Imarah, putra Ziyad bin as-Sakan). Ziyad berjuang habis-habisan, hingga tubuhnya tersungkur lantaran luka berat yang dialaminya.
Beruntung kemudian datang satu kompi pasukan muslimin, sehingga Rasulullah dapat terlindungi.
Rasulullah berkata: “Dekatkan tubuhnya (Ziyad bin as-Sakan) kepadaku!”
Orang-orang disisi Rasulullah mengangkat tubuh Ziyad, lalu menyandarkannya pada kaki Rasulullah. Ziyad akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya sebagai syahid, sedang pipinya masih menempel di kaki Rasulullah.[1]
[1] Sirah Ibnu Hisyam, III/86; Tarikh ath-Thabari, III/1403; al-Bad’u wat-Tarikh, IV/102; al-Isti’ab, II/532; Usdul-Ghabah, II/215; al-Ishabah, III/19; Imta’ul-Asma’, I/132; Bahjatul-Mahafil, I/209.