
Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz dilahirkan pada hari Senin, 27 Mei 1963 di Tarim (Hadramaut) salah satu kota tertua di Yaman. Ayahnya yang bernama al-Habib Muhammad bin Salim sangat menyayangi dan selalu berada di sisi Sayid Umar kecil. Sejak kecil, Umar juga diajari oleh ayahnya untuk memperdalam ilmu-ilmu agama dan zikir. Kakeknya bernama al-Habib Salim bin Hafidz, lahir di Bondowoso (Jawa Timur) pada 25 Syawal tahun 1288 H.
Umar mampu menghafal al-Quran sejak kecil dan juga menghafal berbagai teks inti dalam fikih, hadits, bahasa Arab dan berbagai ilmu keagamaan, yang membuatnya termasuk dalam lingkaran keilmuan yang beraliran sama dengan banyak ulama tradisional, seperti al-Habib Muhammad bin ‘Alawi bin Shihab dan asy-Syaikh Fadl Ba Fadl, serta para ulama lain yang mengajar di Ribat, Tarim. Ia juga mempelajari berbagai ilmu, termasuk ilmu-ilmu spiritual keagamaan dari ayahnya, al-Habib Muhammad bin Salim, yang darinya ia semakin mendalami dakwah dan bimbingan atau tuntunan keagamaan.
Karena kepandaiannya dalam menghafal kitab suci, Sayid Umar dikirim ke kota al-Baydha’ yang terletak di tempat yang disebut Yaman Utara untuk semakin memperdalam bidangnya tersebut. Kemudian ia masuk sekolah Ribat di al-Baydha’ dan belajar ilmu-ilmu tradisional di bawah bimbingan ahli dari al-Habib Muhammad bin ‘Abdullah al-Haddar, dan juga di bawah bimbingan ulama mazhab Syafi‘i al-Habib Zain bin Sumaith dan al-Habib Ibrahim bin Umar bin Aqil. Al-Habib Umar juga mengajar dan mendirikan forum kajian di Kota Baydha, Hudaydah dan Ta’iz.
Tempat dakwahnya adalah Baydha, kota-kota, serta desa-desa di sekitarnya. Ia mendirikan kelas-kelas dan majelis, memulai pengajaran kepada banyak orang. Kegigihannya mulai menunjukkan hasil, banyak pemuda yang tertarik terhadap dakwahnya, terutama para pemuda yang sebelumnya tidak pernah mendapatkan pengajaran seperti ini. Banyak dari mereka yang hidup dengan identitas baru sebagai orang muslim, mengenakan serban atau selendang Islam dan meningkatkan keimanan.
Kepulangan al-Habib Umar ke Tarim menjadi tanda sebuah perubahan mendasar dari tahun-tahun yang dia habiskan untuk belajar, mengajar, membangun mental agamis orang-orang di sekelilingnya, menyebarkan seruan dan menyerukan doktrin benar atau salah berdasarkan hal yang ia yakini. Pada tahun 1993 M atau sekitar 1414 H, al-Habib Umar mengabadikan ajaran-ajarannya dengan membangun Dar al-Musthafa atau Pondok Pesantren Darul Musthafa. Pesantren ini didirikan dengan tiga tujuan:
Pertama:mengajarkan berbagai disiplin ilmu keislaman secara bertatap muka (talaqqi) dan para pengajarnya adalah para ahli yang memiliki sanad keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Kedua:menyucikan diri dan memperbaiki akhlak. Ketiga:menyebarkan ilmu yang bermanfaat, serta berdakwah menyeru kepada jalan yang diridhai Allah, dan sesuai dengan yang diajarkan oleh Muhammad serta para salaf.
Dar al-Musthafa atau Pondok Pesantren Darul Musthafa adalah pesantren yang terletak di Kota Tarim, Hadramaut, Yaman yang berjarak 30 km sebelah timur laut Kota Seiwun. Didirikan oleh al-Habib Umar bin Hafidz. Pembangunan Darul Musthafa dilakukan pada bulan Syawal tahun 1410 H, dan peresmian pertamanya pada hari Selasa, tanggal 29 Dzulhijjah 1411 H bertepatan dengan hari wafatnya al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz ibn Abu Bakar bin Salim. Dan peresmian kedua pada bulan Muharram 1417 H. Pesantren ini merupakan sebuah bukti benteng Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan Mazhab Syafi’i di Negeri Yaman. Dar al-Musthafa adalah tempat multikultural yang penuh dengan pelajar dari Indonesia hingga California.

Pesantren ini memiliki 3 bagian asas, yakni: penguasaan ilmu-ilmu Islam secara murni, pembersihan jiwa dan pemurnian akhlak, dan dakwah”. Dar al-Musthafa membuat program-program positif untuk menunjang tiap-tiap tujuan lembanganya.
Pelajar akan di doktrin untuk belajar kitab-kitab yang sudah ditetapkan di Dar al-Musthafa, dan menghafal al-Quran disertai dengan belajar fiqh dan nahwu.
Dianjurkan bagi setiap pelajar meresapi dan mengamalkan dasar dasar suluk, yakni pembersihan diri dari sifat-sifat tercela, mempunyai perhatian dengan sunnah-sunnah dan adab Nabi Muhammad, beradab dengan pergaulan sesama makhluk, selalu mentaati petunjuk dan nasihat-nasihat.
Terdapat jadwal bagi para santri yang punya kemauan dalam dakwah, seperti program Khuruj Da’wah mingguan setiap hari Kamis sampai hari Jum’at. Kegiatan Safari Dakwah tahunan selama 40 hari ini dilakukan oleh para santri yang sudah membaca kitab ‘Umdatus Salik dan menziarahi para ulama, tempat-tempat bersejarah, masjid-masjid dan maqam-maqam para auliya yang ada di Hadhramaut. Selain itu, ada juga dakwah di lingkungan Dar al-Musthafa, seperti pertemuan santri-santri yang berasal dari satu daerah.
Pada hari Jumat pekan lalu (05 Juli 2024) institusi ini menggelar acara The 28th Anniversary Dar al-Musthafa’s, ulang tahun pendirian lembaga itu setelah hampir 3 dasawarsa. Kami dan kaum muslimin selalu mendoakan, semoga al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz selalu dilimpahi kesehatan oleh Allah, dan Dar al-Musthafa diberi taufik agar selalu konsisten memberi manfaat untuk umat Islam di seluruh dunia.