Imam Ibnu Ishaq menyatakan, dari Habban bin Wasi’, dari sesepuh pemuka kaumnya:

Rasulullah saat itu merapikan barisan para shahabat di medan Badar. Tangan beliau memegang panah, untuk mengatur barisan tadi. Beliau kemudian lewat di depan Sawad bin Ghaziyah, yang kebetulan ia terlalu maju dari lurus barisan. Rasulullah menusuk perut Sawad dengan anak panah (bagian belakang). Beliau berkata: “Luruskan (barisanmu), wahai Sawad!”

Sawad menimpali: “Wahai Rasulullah, engkau telah menyakitiku! Padahal Allah mengutus engkau membawa kebenaran dan keadilan. Maka biarkan aku membalas!”

Rasulullah membuka bagian perutnya, seraya berkata: “Balaslah!”

Ternyata Sawad memeluk Rasulullah, serta menciumi bagian perut beliau.

Rasulullah bersabda: “Apa yang membuatmu melakukan hal demikian, wahai Sawad?”

Sawad menjawab: “Wahai Rasulullah, aku melakukan seperti yang engkau saksikan, karena aku ingin di akhir kehidupanku, kulitku bersentuhan dengan kulitmu.”

Rasulullah lalu mendoakanya dengan kebaikan.[1]


[1] Sirah Ibnu Hisyam, II/279-280; Tarikh ath-Thabari, III/1319; al-Isti’ab, II/673; Usdul-Ghabah, II/375; Sirah Ibnu Katsir, II/410; Imta’ul-Asma’, I/79; al-Ishabah, III/148.