
Abstrak
Di era milenial seperti saat ini, media sosial merupakan salah satu yang berpengaruh cukup besar terhadap perilaku manusia. Media sosial menjadi sarana penyampaian pesan, informasi serta menjadi ruang budaya baru, pada satu titik bahkan mampu menjadi penentu revolusi budaya dalam suatu masyarakat. Hal ini karena pemanfaatan media sosial yang bersinggungan dengan banyak aspek kehidupan, mulai dari menyampaikan maupun mendapatkan informasi, berita atau topik terkini (trending topic) tentang gaya hidup (lifestyle), kuliner, travelling, hiburan, promosi, dan lain sebagainya.
Sejalan dengan perkembangan media sosial yang semakin canggih, kehadiran media sosial menjadikan masyarakat cenderung sadar teknologi namun kurang sadar dengan etika serta akhlak bersosial media. Hal ini dikarenakan kurangnya konten yang dihadirkan pada media sosial yang bersifat positif dan berwawasan ilmu bermanfaat, selain itu karena kecanggihan media sosial juga tidak membatasi usia maupun tempat bagi konsumennya, asalkan jaringan internet maupun gadget yang mendukung.
Beragam usia, mulai dari anak-anak hingga lansia pun dapat mengakses dengan mudah media sosial dimana pun mereka berada. Jadi sangat perlu adanya pemikiran-pemikiran yang kreatif, untuk dapat memaksimalkan media sosialnya, sebagai sarana dakwah dan menyebarkan kebaikan dalam berbagai bentuk.
Dakwah pada era milenial ini dituntut untuk dapat aktual, faktual, dan kontekstual. Saat ini penyebaran informasi ataupun proses dakwah tidak hanya disampaikan secara langsung, namun juga bisa menggunakan jejaring sosial media seperti Youtube, Instagram, Tiktok, Facebook dan yang lainnya.
“Yang menjadi tantangan dakwah di era milenial ialah pendakwah harus mampu menggunakan bahasa agama sebagai generasi milenial namun tidak melanggar norma, menggunakan referensi dakwah yang valid serta dalil yang sahih, menguasai sumber rujukan yang komperhensif. Karena kaum milenial sangat kritis dan sering melakukan pengecekan data melalui search engine yang tersedia. Selain itu, pendakwah juga dituntut konsisten antara perkataan dan perbuatan serta menguasai aplikasi jejaring sosial media.” Kata Muhammad Furqan Habibie, mahasiswa UIN Jakarta.
Oleh karena itu, problematika yang muncul di sekitar masyarakat adalah pekerjaan yang harus dituntaskan oleh umat Islam, khususnya dai milenial yang memiliki kekuatan material maupun spiritual. Karena untuk merealisasikan tujuan dakwah yang salah satunya yaitu menciptakan masyarakat yang Islami menaruh perhatian khusus pada kehidupan masyarakat.
Menurut al-Habib Nabil bin Fuad al-Musawa (kakak kandung dari Sultanul Qulub al-Habib Munzir bin Fuad al Musawa) beliau berkata: “Di era milenial dan digital saat ini, terdapat sarana dan metode dalam dakwah agar lebih efektif disampaikan kepada khalayak. Dalam mengoptimalkannya, ada 5 kiat yang bisa kita lakukan saat berdakwah di era milenial dan digital saat ini, diantaranya: Optimalkan Semua Potensi dalam Berdakwah; Lakukan studi banding dari banyak sumber; Hati-hati dengan kepentingan kelompok atau golongan; Perlunya Kerja Tim (Teamwork); Hindari kepentingan sesaat dalam berdakwah.”
Media dakwah merupakan salah satu unsur dakwah yang dapat menunjang suksesnya dakwah. Oleh karena itu materi dakwah yang akan disampaikan harus disesuaikan dengan media yang akan digunakan. Berdakwah di media sosial bisa dilakukan dengan membuat konten video yang menarik di beberapa platform media seperti misalnya di Instagram, para da’i bisa membuat konten dengan durasi singkat tapi tetap bisa menyampaikan isi dakwah.
Mengapa dakwah melalui media masa lebih efektif di jaman sekarang? Hasilnya adalah dakwah melalui media sangat efektif, karena masyarakat yang telah terintegrasi dengan kemajuan teknologi medsos tersebut. Akan tetapi dunia dakwah mempunyai berbagai tantangan yang sangat beresiko terhadap kelangsung nilai-nilai akhlak al-karimah yang menjadi fokus dan inti dari dakwah tersebut.
STRATEGI DAKWAH ERA DIGITAL
Di era digital ini, berbagai cara digunakan oleh para Da’i atau orang-orang yang ingin menyebarkan agama Islam, dengan memanfaatkan teknologi dan media digital. Strategi dakwah era digital adalah upaya untuk menyebarkan pesan-pesan keagamaan melalui media digital. Berikut beberapa strategi dakwah era digital:
- MEMBANGUN BRAND PERSONAL SEBAGAI SEORANG DA’I DI ERA DIGITAL
Membuat strategi membangun personal branding sebagai seorang da’i untuk mendapatkan kepercayaan serta dapat dikenal dan diakui oleh masyarakat, supaya dapat menarik masyarakat untuk mendengarkan dakwah.
- MEMANFAATKAN SOSIAL MEDIA UNTUK MENJANGKAU GENERASI MILENIAL
Dalam strategi dakwah dengan memanfaatkan media sosial, penting untuk memahami karakteristik pendengar target, memilih platform media sosial yang tepat, membuat konten yang menarik, menjaga interaksi dan keterlibatan pendengar, mempromosikan dakwah melalui influencer muslim, dan mengukur kinerja kampanye dakwah.
- MENINGKATKAN KUALITAS KONTEN DAKWAH DI ERA DIGITAL
Memproduksi konten-konten dakwah yang bermanfaat dan menunjukkan nilai-nilai keislaman bagi generasi muda. Generasi muda bukan hanya menjadi penikmat saja, tetapi juga penyebar konten-konten dakwah yang berguna lainnya.
- MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA UNTUK DAKWAH DIGITAL
Meningkatkan keterampilan berbicara di depan kamera, termasuk cara menyusun naskah, memilih bahasa tubuh yang tepat, dan mengelola rasa gugup di depan kamera.
- MENGANALISA EFEKTIVITAS DAKWAH DI ERA DIGITAL
Mengukur efektivitas dakwah di era digital adalah proses untuk mengetahui sejauh mana pesan dakwah telah disampaikan dan diterima oleh pendengar target melalui media digital. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain memonitor interaksi di media sosial, mengukur keterlibatan pendengar, menganalisis data trafik web atau blog, memperhatikan feedback dan testimoni dari pendengar, serta melakukan survei atau polling online.