عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ : قَالَ رَسُوْ لُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : يَاعَائِشَةُ إِيَّاكَ وَمُحَقَّرَاتِ الأعْمَالِ (وَفِى رِوَايَةِ : الذُنُوْبِ) فَإِنَّ لَهَا مِنَ اللَّهِ طَالِبًا

“Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Wahai Aisyah, hindarilah olehmu amal-amal yang remeh (dan dalam satu lafazh disebutkan dosa-dosa). Karena ada yang akan menuntut dari Allah terhadap amal-amal itu”

Tidak ada satu manusia pun yang tidak terlepas dari perbuatan dosa dan kesalahan, baik yang tidak disengaja bahkan ada yang melakukannya dengan sengaja. Perbuatan dosa besar maupun dosa kecil. Namun, banyak sekali yang meremehkan dosa kecil dan banyak yang melakukannya menjadi kebiasaan sehari-hari. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda yang artinya : “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat”.

Banyak yang tidak menyadari dampak bahaya melakukan dosa kecil secara terus menerus, bahkan dosa kecil tersebut sudah menjadi kebiasaan. Tentunya pengulangan atau pembiasaan dosa itu berawal dari sikap meremehkan dosa.

Ada kalimat bijak menyebutkan “Runtuhnya gunung bukan karena gempa besar, tetapi karena terkikis oleh air sedikit demi sedikit.” Inilah gambaran jika kita terus melakukan dosa-dosa kecil. Sedikit demi sedikit akan menghancurkan amal dan diri kita sehingga bisa menghantarkan kita kepada kerusakan. Jadi, jangan sekali-kali melakukan dan meremehkan dosa-dosa kecil. Semua ada konsekuensinya!

إنَّ الْعَبْدَ إذَا أَذْنَبَ نُكِتَ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ ثُمَّ إذَا أَذْنَبَ نُكِتَ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ حَتَّى يَبْقَى أَسْوَدَ مُرْبَدًّا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا

“Sungguh apabila seorang hamba melakukan dosa, maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, kemudian jika melakukan dosa (kembali) maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, sampai (hatinya) tersisa menjadi hati hitam selamanya, ia tidak akan mengetahui kebenaran, ia juga tidak akan ingkar pada kemungkaran.”

Kondisi dosa kecil yang terus menumpuk ini juga bisa kita ibaratkan seperti kaca cermin bersih yang sedikit demi sedikit ternodai oleh percikan air kotor. Jika percikan air ini kita biarkan saja, maka lambat laun kaca yang awalnya bening dan bisa digunakan untuk melihat diri kita dengan jelas dan cerah, akan berubah menjadi buram dan gelap. Ketika kaca sudah buram, maka keaslian diri kita sebagai makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini akan tertutup. 

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada; iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu; dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.”

Semoga kita senantiasa dijaga oleh Allah dari tindakan-tindakan dosa dan semoga kita termasuk golongan orang-orang yang bersegera untuk tobat dari segala kesalahan dan dosa. Amin