Dalam Islam, ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan menjadi landasan bagi segala aspek kehidupan. Secara terminologi, ilmu dalam bahasa Arab berasal dari kata ‘ilm yang berarti pengetahuan atau pemahaman. Namun, dalam perspektif Islam, pengertian ilmu tidak hanya terbatas pada pengetahuan duniawi, tetapi juga mencakup pengetahuan tentang kehidupan akhirat dan hubungan manusia dengan Penciptanya.

Definisi Ilmu Menurut Al-Qur’an dan Hadis

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam sering kali menekankan pentingnya mencari ilmu. Dalam beberapa ayat, Allah menyebutkan kedudukan orang yang berilmu. Misalnya, dalam Surah Al-Mujadilah (58:11):

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

Dalam hadis, Rasulullah juga memberikan perhatian besar terhadap pentingnya ilmu. Sebagai contoh, dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Ibn Majah:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”

Dari dua sumber utama ini, jelas bahwa Islam sangat menekankan pentingnya ilmu, baik ilmu duniawi maupun ilmu agama.

Jenis-Jenis Ilmu dalam Islam

Islam membedakan ilmu menjadi dua kategori utama:

  1. Ilmu Fardhu ‘Ain: Ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu Muslim. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang aqidah, ibadah, dan hukum-hukum dasar yang harus diketahui setiap Muslim untuk menjalankan kewajiban agamanya.
  2. Ilmu Fardhu Kifayah: Ilmu yang wajib dipelajari oleh sebagian orang di dalam komunitas. Jika sebagian orang telah mempelajari ilmu ini, kewajiban tersebut gugur bagi yang lain. Ilmu ini mencakup pengetahuan duniawi seperti kedokteran, astronomi, ekonomi, dan lain-lain, yang mendukung keberlangsungan hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat.

Ilmu sebagai Ibadah

Dalam Islam, menuntut ilmu tidak hanya dilihat sebagai kegiatan intelektual, tetapi juga sebagai ibadah. Niat yang ikhlas dalam mencari ilmu menjadi kunci agar ilmu yang diperoleh membawa keberkahan dan manfaat. Rasulullah bersabda:

مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ

“Barangsiapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada di jalan Allah hingga ia kembali.” (HR. Tirmidzi)

Dengan niat yang benar, proses menuntut ilmu dapat menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, sama halnya seperti beribadah.

Ilmu Duniawi dan Akhirat

Islam tidak memisahkan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat. Keduanya saling melengkapi. Ilmu duniawi yang diperoleh dengan tujuan yang benar, yaitu untuk kemaslahatan umat dan mendekatkan diri kepada Allah, akan bernilai sebagai amal ibadah. Oleh karena itu, Islam mendorong umatnya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat membawa kebaikan bagi kehidupan manusia.

Namun, ilmu duniawi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai moral dan etika Islam dapat menjerumuskan manusia pada kesesatan. Inilah sebabnya, Islam menekankan pentingnya adab dan akhlak dalam menuntut ilmu.

Kesimpulan

Dari perspektif Islam, ilmu merupakan anugerah Allah yang harus dicari dan dimanfaatkan dengan baik. Tidak ada pemisahan antara ilmu agama dan ilmu duniawi, selama ilmu tersebut membawa manfaat bagi umat manusia dan dijalankan sesuai dengan ketentuan Allah. Menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah, dan orang-orang yang berilmu memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Oleh karena itu, umat Islam didorong untuk terus belajar, baik tentang agama maupun ilmu pengetahuan, agar kehidupan dunia dan akhirat dapat berjalan seimbang dan harmonis.