
Di dalam Al-Qur’an, Allah memberikan janji yang sangat indah bagi orang-orang yang menanam benih ketakwaan dan melakukan amal saleh. Mereka yang berusaha mencari ridha Allah, kelak akan memetik hasil yang berlimpah di akhirat. Setiap amal kebaikan yang dilakukan di dunia akan dibalas dengan pahala yang luar biasa di surga. Dalam hal ini, Allah berfirman dalam Surah Asy-Syura [42:20]:
“مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْاٰخِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ حَرْثِهٖۚ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَاۙ وَمَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ”
“Barangsiapa menghendaki balasan [pahala] di akhirat, Kami akan tambahkan baginya balasan itu. Barangsiapa yang menghendaki balasan di dunia, Kami akan memberinya sebagian dari balasan itu, tetapi dia tidak akan mendapat bagian sedikit pun di akhirat.”
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang fokus pada akhirat dan melakukan amal kebaikan dengan tujuan meraih pahala di akhirat, akan mendapatkan pahala yang lebih besar. Sebaliknya, jika seseorang hanya mencari keuntungan dunia tanpa peduli dengan akhirat, ia mungkin mendapatkan sebagian dari apa yang ia inginkan di dunia, tetapi tidak akan mendapat bagian di akhirat.
KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dalam esainya yang berjudul Bercocok Tanam di Surga, mengajak kita untuk merenungkan makna dari “bercocok tanam” di akhirat. Apakah ini mengisyaratkan bahwa kita masih harus bekerja keras di akhirat? Jawabannya adalah tidak. Gus Dur menjelaskan bahwa “bercocok tanam” di sini merupakan metafora untuk menanam amal kebaikan selama di dunia, yang hasilnya akan kita petik di akhirat. Dengan kata lain, surga adalah hasil dari amal saleh yang kita lakukan di dunia, bukan tempat di mana kita harus bekerja lagi setelah kehidupan dunia ini berakhir.
Ulama Abu Laits Al-Samarqandi dalam Tafsir Bahrul Ulum menjelaskan bahwa Allah akan melipatgandakan pahala bagi orang yang beramal dengan tujuan akhirat. Bahkan, orang tersebut mungkin juga mendapatkan kebaikan di dunia sebagai tambahan dari niat ikhlasnya. Namun, orang yang hanya mengejar dunia tanpa memikirkan akhirat, hanya akan mendapat sebagian kecil dari keuntungan dunia tersebut, tanpa mendapatkan bagian di akhirat.
Rasulullah juga bersabda dalam sebuah hadis:
“مَنْ كانَتْ نِيَّتُهُ الآخِرَةَ جَمَعَ الله شَمْلَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ”
“Barangsiapa yang niatnya adalah akhirat, maka Allah akan mengumpulkan urusannya, memberikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk.”
Ini menegaskan bahwa jika tujuan kita adalah akhirat, dunia akan mengikuti dengan sendirinya, namun jika kita fokus hanya pada dunia, kita akan kehilangan kesempatan di akhirat.
Ayat ini dan penjelasan para ulama memberikan kita pelajaran penting tentang niat dan tujuan dalam beramal. Orang yang beramal dengan niat mencari ridha Allah dan balasan di akhirat akan mendapatkan keberkahan baik di dunia maupun di akhirat. Namun, jika niat kita hanya untuk kepentingan duniawi, maka kita hanya akan mendapatkan sedikit dari apa yang kita inginkan, tanpa pahala di akhirat.
Mari kita renungkan bersama bahwa tujuan akhir dari setiap perbuatan adalah untuk akhirat. Semoga Allah memudahkan kita dalam menanam kebaikan di dunia ini agar kita bisa memetik hasilnya di surga kelak, serta menjaga niat kita selalu ikhlas hanya untuk-Nya.