Beberapa hari lalu, kabar duka menyelimuti masyarakat ketika dua orang lansia ditemukan meninggal dunia di rumah dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Aroma busuk yang tercium menunjukkan bahwa jenazah sudah berhari-hari tidak ditemukan. Media melaporkan bahwa tidak ada kehadiran anak-anak atau anggota keluarga lainnya di sisi mereka saat meninggal. Peristiwa ini menimbulkan rasa empati yang mendalam terhadap kedua lansia tersebut. Namun, kita tidak sepatutnya langsung menjustifikasi anak-anak mereka karena kurangnya perhatian pada orang tua yang sudah lanjut usia.

Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban yang diamanatkan dalam Islam. Dalam Al-Quran, Allah memerintahkan umat-Nya untuk berbuat baik kepada orang tua, seperti yang tercantum dalam ayat 23 surat Al-Isra: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Syekh Wahbah dalam tafsirnya menjelaskan bahwa perintah untuk berbakti kepada orang tua adalah suatu kewajiban. Tindakan berbakti dapat berupa berbagai kebaikan, mengingat orang tua adalah perantara yang menghadirkan kita ke dunia ini. Menariknya, perintah ini diletakkan setelah perintah untuk tidak menyekutukan Allah, menunjukkan betapa pentingnya berbakti kepada orang tua.

Rasulullah juga menekankan pentingnya merawat orang tua. Dalam salah satu hadits, beliau bersabda bahwa orang tua adalah “pintu surga paling tengah,” yang berarti bahwa merawat mereka adalah cara terbaik untuk mencapai surga. Beliau mengingatkan bahwa kita memiliki pilihan untuk merawat atau tidak, namun ungkapan ini sejatinya merupakan dorongan agar anak-anak senantiasa berbuat baik kepada orang tua.

Makna “pintu paling tengah” dalam hadis tersebut menandakan bahwa ini adalah jalan yang paling baik, dan anak-anak seharusnya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih surga melalui perbuatan baik kepada orang tua. Al-Munawi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua adalah amal yang berada di tingkat pertengahan, tetapi tetap merupakan salah satu amalan terbaik yang bisa dilakukan anak.

Menghadapi tantangan dalam hubungan antara anak dan orang tua, terutama dalam konteks perawatan lansia, membutuhkan pendekatan multidimensional. Dari perspektif sosial, agama, psikologis, budaya, dan solusi praktis, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi orang tua dan anak. Memahami pentingnya berbakti tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai tindakan yang memiliki nilai moral dan spiritual yang tinggi, dapat menginspirasi generasi saat ini untuk tidak melupakan tanggung jawab mereka terhadap orang tua.

Konteks Sosial & Kemanusiaan

Kabar tentang wafatnya dua lansia dalam kondisi mengenaskan menggambarkan realitas sosial yang sering diabaikan. Banyak orang tua, terutama di masyarakat modern, mengalami kesepian dan kurangnya perhatian dari anak-anak mereka. Fenomena ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Kesibukan Ekonomi: Anak-anak yang terjebak dalam rutinitas kerja yang padat mungkin tidak memiliki waktu untuk merawat orang tua. Fokus pada pencapaian materi sering mengesampingkan tanggung jawab emosional dan sosial terhadap keluarga.
  • Urbanisasi: Pindah ke kota untuk mencari pekerjaan dapat menyebabkan terpisahnya anak dari orang tua yang tinggal di daerah lain, membuat mereka tidak dapat memberikan dukungan fisik atau emosional yang dibutuhkan.
  • Konflik Keluarga: Masalah internal dalam keluarga, seperti perselisihan atau ketegangan, dapat menghalangi hubungan yang sehat antara orang tua dan anak.

Kesadaran akan isu ini penting agar kita bisa lebih peka terhadap kondisi orang tua yang mungkin membutuhkan perhatian dan perawatan.

Perspektif Agama

Islam menempatkan berbakti kepada orang tua dalam posisi yang sangat tinggi. Dalam teks, ayat dari surat Al-Isra dan hadis Rasulullah menunjukkan bahwa:

  • Perintah Ilahi: Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban yang diamanatkan oleh Allah, menekankan pentingnya menghormati dan merawat mereka. Ini menunjukkan bahwa hubungan anak dengan orang tua bukan hanya hubungan biologis, tetapi juga spiritual.
  • Etika dan Moral: Tindakan berbuat baik kepada orang tua mencerminkan nilai-nilai moral yang lebih luas dalam masyarakat. Ini tidak hanya berfungsi untuk memperkuat ikatan keluarga, tetapi juga sebagai cermin bagi perilaku sosial yang lebih baik.

Psikologi Keluarga

Dinamika psikologis dalam hubungan orang tua dan anak sering kali rumit. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan meliputi:

  • Tanggung Jawab Emosional: Anak-anak mungkin merasakan beban emosional saat merawat orang tua, terutama jika ada masalah kesehatan yang serius. Rasa bersalah karena tidak dapat memberikan perawatan yang ideal bisa menjadi sumber stres.
  • Harapan Sosial: Tekanan dari masyarakat untuk menjadi anak yang “baik” atau “bertanggung jawab” dapat menambah beban mental. Anak-anak perlu menemukan keseimbangan antara harapan sosial dan kebutuhan pribadi mereka.

Memahami aspek psikologis ini penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi anak dan orang tua.

Dampak Budaya & Masyarakat

Dalam banyak budaya, termasuk di Indonesia, ada nilai kuat tentang merawat orang tua. Namun, globalisasi dan modernisasi telah mempengaruhi cara kita melihat nilai-nilai ini:

  • Perubahan Gaya Hidup: Individualisme dan kesibukan dalam kehidupan modern sering menggeser fokus dari tanggung jawab keluarga. Ini menciptakan kesenjangan antara harapan budaya dan praktik sehari-hari.
  • Tuntutan Ekonomi: Ketidakpastian ekonomi dapat memaksa anak untuk fokus pada pencarian nafkah, sering kali mengorbankan waktu yang seharusnya dihabiskan bersama orang tua.

Solusi & Tindakan

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa langkah bisa diambil:

  • Program Dukungan: Membangun program yang memberikan dukungan bagi anak yang merawat orang tua, termasuk pelatihan tentang perawatan kesehatan dan dukungan emosional.
  • Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya merawat lansia melalui kampanye edukasi dan dialog publik.
  • Penguatan Komunitas: Mendorong komunitas untuk lebih terlibat dalam mendukung keluarga yang merawat lansia, seperti membentuk kelompok dukungan atau pusat perawatan.

Kesadaran Spiritual dan Moral

Dari sudut pandang spiritual, berbakti kepada orang tua bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan amal yang bisa mendatangkan pahala.

  • Jalan Menuju Surga: Tindakan merawat orang tua bisa dilihat sebagai jalan menuju surga, memberikan motivasi tambahan bagi anak-anak untuk menjalankan tanggung jawab ini dengan tulus.
  • Pembentukan Karakter: Melalui tindakan berbakti, anak-anak dapat mengembangkan karakter yang lebih baik dan nilai-nilai positif yang akan mempengaruhi interaksi mereka dengan orang lain dalam masyarakat.

Dengan demikian, merawat dan memperhatikan orang tua bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan jalan menuju surga. Oleh karena itu, setiap anak hendaknya tidak mengabaikan kesempatan berharga ini dan selalu berusaha untuk menjaga dan merawat orang tua dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam.