“Apakah Allah yang memerintahkan kepadamu agar aku ditempatkan di lembah sunyi lagi tandus ini?”

Ibrahim menjawab, “Benar.”

“Jika demikian, Dia (Allah) tidak menyia-nyiakan kita.”

Dialog antara Ibrahim dan Ibunda Hajar ini sangat populer. Bagaimana perempuan tangguh itu begitu mengimani takdirnya.

Apa yang telah digariskan Allah, tidak mungkin salah. Sekalipun harus berdua dengan bayinya berada di lembah tandus tak berpenghuni.

Allah yang menjamin rezeki dan hidupnya, bukan mahluk. Tak perlu bergantung pada siapapun, sebab mahluk juga tak bisa dijadian tempat bergantung.

Namun, ada yang menarik dan seringkali luput dari perhatian, yakni bagaimana cara Ibunda Hajar bertanya.

Disebutkan, kalau pertanyaan itu adalah pertanyaan kedua, setelah sebelumnya ia mengajukan pertanyaan semakna, namun dengan cara yang berbeda, dan hanya direspons Nabi Ibrahim dengan diamnya.

Cara bertanya, “Apakah Allah yang memerintahkan kepadamu agar aku ditempatkan di lembah sunyi lagi tandus ini?” disebut sebagai cara bertanya dengan metode asertif.

Apa itu metode asertif?

Secara umum asertif adalah kemampuan untuk menyampaikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain tanpa bermaksud menyerang.

Umumnya, ketika berada pada posisi yang tidak nyaman atau merasa terancam, manusia akan “menyerang” dengan kata-kata sebagai bentuk pertahanan diri (self defense).

Padahal, seringkali pola komunikasi “menyerang” seperti itu alih-alih mencapai tujuan yang dimaksud, yang ada malah memperkeruh suasana. Ibunda Hajar mengajarkan pada kita, bagaimana cara berkomunikasi pada situasi yang tidak mengenakkan.

Tentu bukan perkara yang mudah bagi Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan bayinya di padang tandus seperti itu.

Kalaulah komunikasi tidak tepat, pasti yang terjadi adalah “huru-hara”. Sementara dengan pendekatan asertif yang ditutup dengan kalimat, “Jika demikian, Dia (Allah) tidak menyia-nyiakan kita,” membuat semua merasa tenang.

Ada sebuah keyakinan bersandar pada takdir Allah yang tak tergoyahkan. “Kita akan baik-baik saja, selama ini perintah Allah.”

Yuk, mulai berlatih bersikap asertif pada orang-orang tercinta!