
Umur atau usia? Apa bedanya? Pertanyaan itu muncul karena dalam bahasa Indonesia keduanya mempunyai arti yang sama.
Namun kalau ditelisik dalam bahasa Arab, akan terlihat bedanya. Ada kata sinnun yang berarti gigi dan bisa juga dimaknai usia. Lalu ada kata umrun yang berarti makmur atau bisa berarti umur.
Bila diterjemahkan, usia adalah masa hidup biologis seseorang yang tiap tahun berkurang satu (bukan bertambah, ya) jatahnya. Sedangkan umur adalah masa hidup sejarahnya.
Bukan soalan panjang atau pendek, karena jatah usia umat Rasulullah itu, “Usia umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampuinya.” [HR. Ibnu Majah].
Ada manusia-manusia mulia yang jatah usianya “efisien” alias tak lama namun sangat bermakna. Sebagaimana yang dimiliki Umar ibn Abd Azis (682-720 M). Usianya “hanya” 38 tahun, masa pemerintahannya pun sangat singkat, tak lebih dari 3,5 tahun. Namun, di masanya lah, kemakmuran negeri tak ada tandingannya hingga kini.
Baitul Maal negara sampai kesulitan mencari penerima zakat, karena nyaris seluruh penduduk negeri telah sampai nisabnya untuk mengeluarkan zakat. Yang sejahtera melebihi mereka berhak menerima zakat.
Lalu, ada Harun Al-Rashid (766-809 M), khalifah bijak dari Baghdad yang namanya selalu disandingkan dengan hikayat 1001 malam dan kisah Abunawas. Usianya “hanya” 43 tahun. Namun, sampai saat ini namanya masih terus disebut orang karena kebaikan dan kebijaksanaannya.
Ada juga manusia-manusia mulia yang diberi jatah usia sangat panjang dan berlimpah berkah, sebagaimana yang dimiliki Salman Al-Farisi.
Imam Dzahabi menyebutkan bahwa ada satu pendapat yang berkata umur Salman mencapai dua ratus tahun. Namun setelah diteliti lebih lanjut, ia menyimpulkan bahwa Salman meninggal pada kisaran usia antara 90-100 tahun.
Di usianya yang sangat panjang itu, Allah berikan keberkahan luar biasa. Perjalanan panjang mencari Cahaya Hidayah, hingga ide cemerlangnya untuk menggali parit dalam Perang Khandaq yang membawa kemenangan pada pasukan Muslimin.
Sahabat lain yang juga dikaruniai usia panjang dan penuh keberkahan adalah Abu Ayyub Al Anshari. Di usia 80 tahun, ia berangkat berjihad dari Madinah untuk membebaskan Konstantinopel. Hingga akhirnya syahid dan dimakamkan di bawah tembok Konstantinopel.
Sekali lagi, usia bukan soalan panjang atau pendeknya, namun bagaimana menjadikannya bermakna dan jadi jalan menuju surga.