“Relief pasukan Mongol ada di mana?” Petugas di loket tiket itu menatap saya bingung.

“Oh, pasukan Tartar, maksudnya,” ulang saya, yang dijawabnya dengan anggukan kepala sambil tersenyum dan menunjuk suatu tempat.

Bangsa Mongol atau orang Jawa lebih mengenalnya dengan sebutan bangsa Tartar.

Saya berburu jejak mereka sampai ke Asia Tengah; Uzbekistan, Tajikistan, Kazahstan, ke Mesir, dan kali ini ke Tuban, Jawa Timur.

Saya sangat tertarik mengikuti jejak mereka, karena sedang melakukan riset tentang Daulah Mamluk, yang jejak sejarahnya berkelindan erat dengan Mongol.

Sekalipun pasukan Mongol bisa meluluhlantakkan wilayah-wilayah yang dilaluinya, Samarkand, Bukhara, Baghdad, bahkan tinggal selangkah menuju Baitul Maqdis, namun mereka bisa diperdaya di tanah Jawa.

Peristiwa itu terjadi pada akhir abad ke-13. Mongol di bawah Kaisar Kubilai Khan ingin memperluas kekuasaan ke wilayah Nusantara, melanjutkan keberhasilannya menaklukkan Asia Tengah, Persia hingga Eropa.

Dalam Journal El Sevier: Archeological Research In Asia – 2022 –  “Mongol fleet on the way to Java: First archaeological remains from the Karimata Strait in Indonesia”, dituliskan rute yang dilewatinya adalah Campa (Vietnam), Pulau Serutu (Karimata, wilayah Kalimantan Barat), Pulau Gelam (Karimata), Pulau Karimun Jawa,  lalu mendarat di pantai Tuban, Jawa Timur.

Pasukan Mongol bersandar di pantai Tuban pada 22 Maret 1293. Pasukan besar ini, ada yang menyebutkan 1.000 armada, namun dalam prasasti Serutu tercatat 500 kapal, dipimpin langsung oleh tiga jenderal, yakni Ike Mese, Shi Bi, dan Gao Xing.

Pasukan ini berlayar sampai ke pulau Jawa, selain untuk menguasainya, juga akan menghukum  Raja Kertanegara yang telah memotong telinga utusan yang dikirim Kaisar Kubilai Khan sebelumnya.Tapi, mereka tidak tahu kalau penguasa Singasari itu telah tewas dibunuh Jayakatwang dari kerajaan Kediri.

Oleh menantu Kertanegara yang bernama Raden Wijaya, pasukan ini “dicegat” di alas Trik, tidak jauh dari sungai Brantas. Lokasi ini sekarang berada di desa Kedungbocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo.

Raden Wijaya meyakinkan mereka bahwa yang menguasai tanah Jawa sekarang adalah Jayakatwang sehingga pasukan itu harus diarahkan ke Kediri. Singkat cerita, pasukan Mongol akhirnya bisa menghancurkan kerjaan Kediri dan membunuh Jayakatwang.

Saat berpesta merayakan kemenangan itulah, pasukan Mongol yang tengah mabuk berat, berhasil ditumpas oleh Raden Wijaya. Atas kekalahan itu, mereka meninggalkan pulau Jawa pada tahun Shinyuan 30, bulan ke 4, hari ke 24 atau tepat pada 31 Mei 1293.

Sepeninggal pasukan Mongol, berdirilah kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Raden Wijaya. Pasukan Mongol yang seakan tak terkalahkan, ternyata bisa diperdaya di tanah Jawa.