
Sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan dilanda gelombang panas menyengat dalam sepekan terakhir.
Suhu di beberapa negara hampir mencapai 45 derajat Celsius sehingga sekolah-sekolah terpaksa diliburkan dan otoritas mengeluarkan peringatan kesehatan.
“There is no real education in schools in this punishing heat. Teachers can’t teach, students can’t concentrate. Rather, our lives are at risk.” Kata Hena Khan, seorang pelajar di Dhaka, Bangladesh.
Sementara orang-orang di Asia mengeluhkan panas yang menyengat, di Timur Tengah justru dilanda banjir di beberapa negara. Setelah banjir Dubai yang melumpuhkan bandara Internasionalnya, beberapa hari lalu giliran Arab Saudi yang merasakannya.
Di tengah berita gelombang panas di Asia, Jakarta hari ini diguyur hujan meski hanya sebentar. Allahumma shayyiban nafi’an.
Gelombang panas pernah dikirim Allah untuk mengazab negeri Madyan, tempat kaum Nabi Syu’aib tinggal.
Saat ini negeri Madyan menjadi bagian dari negara Yordania. Berada di sebelah timur Sinai berdekatan dengan Teluk Aqabah, dan sebelah selatan Palestina.
Kaum Madyan dikenal sebagai penyembah berhala dan suka berlaku curang dalam perniagaan dengan mengurangi timbangan serta menumpuk harta.
Allah lalu mengutus Nabi Syu’aib untuk mengingatkan kaum Madyan, sebagaimana yang tertulis dalam QS Hud: 84
“Wahai kaumku, sembahlah Allah! Tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan! Sesungguhnya Aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur). Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang meliputi (dan membinasakanmu, yaitu hari Kiamat).”
Bukanya beriman, kaum Madyan justru semakin menjadi-jadi perilaku korupnya dalam aktivitas perdagangan.
Hingga Allah mengabulkan permohonan Nabi Syuaib dan menurunkan azab berupa udara yang sangat panas. Gelombang panas tersebut mengeringkan kerongkongan yang tidak dapat dihilangkan dengan minum air. Membakar kulit dan tidak dapat dihindari dengan berteduh di bawah atap rumah atau rerimbunan pohon.
Kaum Madyan yang ingkar berada dalam kebingungan dan kepanikan. Mereka berlari ke sana ke mari mencari perlindungan dari gelombang panas yang membakar.
Kemudian terlihat gumpalan awan hitam tebal di atas kepala mereka, lalu mereka berbondong-bondong lari untuk berteduh di bawahnya. Namun, setelah mereka berada di bawah awan hitam, jatuhlah percikan api dari awan hitam itu ke kepala mereka diiringi dengan suara petir dan gemuruh ledakan yang sangat dahsyat.
Di saat itulah bumi di bawah mereka bergoyang dengan kuatnya sehingga mereka berjatuhan, saling tertimbun satu sama lain, sebagaimana yang dikisahkan dalam QS Hud: 94.
“Ketika keputusan Kami (untuk menghancurkan mereka) datang, Kami selamatkan Syuʻaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Adapun orang-orang yang zalim, mereka dibinasakan oleh suara yang menggelegar sehingga mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka.”
Ah! Perilaku korup kaum Madyan mengingatkan pada para pejabat di negeri tercinta ini. Sekalipun disebutkan udara panas di Indonesia bukanlah gelombang panas yang membahayakan, namun sebagai orang beriman, itu telah cukup menjadi peringatan bagi kita.