Abstrak

Profesionalisme guru adalah komponen utama yang menentukan kualitas pendidikan. Seorang guru tidak hanya bertanggung jawab untuk mendidik, tetapi juga untuk menjadi teladan (uswatun hasanah) bagi murid-muridnya. Pada konteks ini, para guru perlu meningkatkan kapasitas profesional mereka untuk mendukung proses pendidikan yang lebih berkualitas. Artikel ini mengkaji pentingnya profesionalisme dalam dunia pendidikan, menyoroti tantangan yang dihadapi dalam pendidikan Indonesia, serta merumuskan strategi yang dapat membangun profesionalisme guru secara efektif dan berkelanjutan.

Pendahuluan

Guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan sebagai sosok yang “digugu dan ditiru.” Sebagai agen perubahan, guru harus senantiasa mengembangkan karakter personal dan profesional, guna mewujudkan peran uswatun hasanah bagi siswa-siswanya. Sejalan dengan hal ini, guru dituntut untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya, agar dapat berfungsi secara optimal. Upaya-upaya tersebut merupakan bagian dari agenda besar untuk menguatkan profesionalisme guru dalam menjamin proses pendidikan yang berkualitas.

Urgensi Profesionalisme Guru

Profesionalisme guru memiliki urgensi tinggi dalam menentukan kualitas proses pendidikan. Guru profesional memahami dan mengaktualisasikan potensinya sesuai dengan standar dan kaidah profesional yang berlaku. Guru tersebut menguasai empat kompetensi utama, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Kebutuhan Jasmani & Rohani Guru

Untuk menjaga keseimbangan jasmani dan rohani, seorang guru harus dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan. Lebih dari itu, guru juga memerlukan pemenuhan kebutuhan rohani, termasuk ilmu pengetahuan, ibadah, dukungan moril, serta kegiatan rekreatif. Dalam konteks ini, lembaga pendidikan perlu berperan aktif untuk memastikan guru memperoleh dukungan moril dan materiil yang memadai. Guru yang tidak mendapatkan dukungan akan merasa terisolasi, yang dapat mengakibatkan tekanan psikologis dan hilangnya motivasi untuk berkarya.

Pentingnya “Pendekatan Penelitian”

Finlandia, salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, menerapkan pendekatan penelitian bagi guru. Sekolah bekerja sama dengan universitas dalam menyediakan layanan peningkatan kualitas profesional dan pedagogi guru berbasis penelitian. Calon guru serta guru senior berkolaborasi untuk mengembangkan praktik pedagogi baru yang didasarkan pada penelitian dan best practices. Hasil penelitian tersebut kemudian diterapkan dalam ruang kelas, untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran (Kairen, 2018).

Realita Pendidikan di Indonesia

Berdasarkan penelitian Sri Utami (2019), beberapa faktor yang memperburuk kondisi pendidikan di Indonesia antara lain: rendahnya kualifikasi akademik guru, minimnya program peningkatan profesionalisme, serta mekanisme rekrutmen yang belum efektif. Hal ini menciptakan jurang kualitas pendidikan antara Indonesia dan negara-negara maju seperti Finlandia, Tiongko dan Jepang. Pendekatan pendidikan berbasis otonomi dan independensi guru seperti di Finlandia, atau kolaborasi antar-guru yang diterapkan di Tiongkok, menjadi inspirasi untuk memajukan pendidikan Indonesia.

Profesionalisme Guru di Negara Lain

Sahlberg (2011) mencatat bahwa pendidikan Finlandia sukses berkat otonomi tinggi bagi guru. Profesi guru sangat dihargai, dan hanya lulusan terbaik yang diterima dalam pendidikan guru. Di Tiongkok, guru diwajibkan bekerja sama demi meningkatkan profesionalisme dan praktik pembelajaran terbaik. Di Jepang, profesi guru sangat kompetitif dengan seleksi ketat, hanya menerima 30-40% kandidat dalam program pendidikan guru.

Kompetensi Guru Profesional

Mengacu pada UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi guru di Indonesia mencakup empat aspek utama, yaitu:

  1. Kompetensi Pedagogik: Kemampuan mengelola proses belajar-mengajar.
  2. Kompetensi Kepribadian: Karakter pribadi yang stabil dan dewasa.
  3. Kompetensi Sosial: Kemampuan berinteraksi secara efektif.
  4. Kompetensi Profesional: Penguasaan bidang pengetahuan yang diajarkan.

Strategi Tingkatkan Profesionalisme Guru

Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan melalui berbagai strategi, antara lain:

  1. Pendidikan Lanjutan: Guru diharapkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
  2. Keikutsertaan dalam KKG: Partisipasi dalam “Kelompok Kerja Guru” dan komunitas profesional lainnya.
  3. Pelatihan dan Pengembangan: Mengikuti pelatihan yang relevan untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
  4. Membaca Buku dan Literatur: Guru harus memiliki minat untuk membaca, guna memperluas wawasan dan memperdalam pengetahuan.
  5. Pengamatan Sejawat (Peer Observation): Memanfaatkan evaluasi sejawat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  6. Menulis Karya Ilmiah: Melatih guru untuk menghasilkan karya tulis, sebagai bentuk refleksi atas praktik profesional mereka.

Penutup

Profesionalisme guru adalah fondasi bagi terciptanya pendidikan yang berkualitas. Pengembangan kapasitas profesional dan personal bagi guru bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga lembaga pendidikan dan pemerintah. Penerapan model dari negara maju seperti Finlandia, Tiongkok, dan Jepang memberikan gambaran bahwa pendidikan berkualitas membutuhkan sinergi antara kompetensi guru, dukungan kelembagaan, serta pendekatan berbasis penelitian dan kolaborasi. Diharapkan dengan mengimplementasikan strategi peningkatan profesionalisme guru, pendidikan di Indonesia dapat berkembang dan bersaing di kancah internasional.

Referensi


  • Kairen, A. (2018). Enhancing Professionalism in Teachers Through Collaborative Research. Finland: University of Helsinki.

  • Sahlberg, P. (2011). Finnish Lessons: What Can the World Learn from Educational Change in Finland? New York: Teachers College Press.

  • Sri Utami, D. (2019). Pendidikan di Indonesia: Tantangan dan Harapan. Jakarta: PT Penerbitan Pembelajaran.