Mencari ilmu itu seperti menyalakan lilin di tengah gelap malam. Semakin banyak ilmu yang kita cari, semakin terang jalan yang kita tempuh. Tapi, tahukah kamu? Ada sesuatu yang lebih indah dari sekadar “belajar”—yaitu menikmati romantisme dalam perjalanan mencari ilmu, terutama ilmu agama.

Romantisme di sini bukan tentang bunga mawar atau puisi cinta, tapi tentang hubungan mendalam antara hati, akal, dan tujuan mulia kita. Dalam Islam, menuntut ilmu disebut sebagai ibadah. Bayangkan, setiap langkahmu menuju majelis ilmu, setiap huruf yang kau baca, bahkan setiap niatmu untuk belajar dihitung sebagai pahala. Bukankah ini indah?

Bayangkan dirimu duduk di sebuah taman, mendengar kisah para ulama masa lalu yang rela menempuh ribuan kilometer hanya untuk satu hadits. Atau membayangkan seseorang yang menghabiskan malam-malamnya menelaah kitab sambil ditemani secangkir teh hangat. Ada keindahan tersendiri dalam kesungguhan ini, semacam ketenangan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Apa yang membuat perjalanan ini begitu spesial? Jawabannya adalah “cahaya di atas cahaya.” Ilmu adalah cahaya yang menerangi akal, dan agama adalah cahaya yang menerangi hati. Ketika keduanya digabungkan, hidupmu akan dipenuhi keindahan yang tidak hanya terasa, tapi juga terlihat dalam tindakanmu sehari-hari.

Tentu saja, perjalanan ini tidak selalu mudah. Ada rintangan, ada godaan, dan ada rasa malas yang kerap mengintai. Tapi bukankah cinta sejati selalu membutuhkan pengorbanan? Ketika kita mencintai ilmu, kita akan rela bangun lebih pagi, menyisihkan waktu untuk belajar, bahkan meninggalkan kenyamanan demi bertemu guru atau teman belajar.

Di tengah era digital seperti sekarang, romantisme ini tidak luntur. Justru, ada lebih banyak peluang untuk menikmatinya. Kita bisa belajar dari kitab klasik lewat aplikasi, mendengarkan kajian dari ulama seluruh dunia, atau berdiskusi dengan teman-teman di forum online. Namun, jangan lupa, rasa hormat kepada guru, kesungguhan dalam mencari ilmu, dan niat yang lurus tetap menjadi kunci utama.

Jadi, apakah kamu sudah menemukan romantisme dalam mencari ilmu? Jika belum, mulailah dengan langkah kecil. Cari satu buku yang ingin kamu baca, dengarkan satu kajian yang menarik hatimu, atau renungkan satu ayat Al-Qur’an yang memberi makna mendalam. Siapa tahu, dari situ kamu akan merasakan indahnya “cahaya di atas cahaya” dalam hidupmu.

Selamat menempuh perjalanan ilmu. Semoga cahaya itu selalu menerangi langkahmu!