Saat Iblis diusir dari surga, ia merasa sangat kecewa dan marah. Dalam kekesalannya, Iblis berjanji akan menggoda dan menyesatkan Nabi Adam AS serta seluruh keturunannya sampai hari kiamat. Dalam Surah Al-Hijr ayat 39:

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

“Ya Tuhanku, karena Engkau telah memutuskan aku sesat, aku pasti akan menghiasi segala keburukan di bumi ini bagi mereka, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS. al-Hijr: 39)

Iblis pun mengangkat janji besar untuk menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan. Oleh karena itu, dalam Al-Qur’an kita sering diingatkan bahwa setan adalah musuh nyata yang harus diwaspadai. Rasulullah saw juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap godaan setan, bahkan beliau menggambarkan betapa dekatnya setan dengan manusia. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Rasulullah bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ

“Sungguh setan mengalir dalam diri manusia seperti aliran darah.” (HR. Imam Muslim)

Hadits ini mengingatkan kita bahwa setan senantiasa berada di sekitar kita, bahkan dalam tubuh kita, seperti aliran darah yang tidak bisa kita hindari.

Setan, yang merupakan pengikut Iblis, berusaha tanpa henti menggoda manusia. Ibnu Katsir, dalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah, menjelaskan bahwa Iblis dan keturunannya telah diberi kekuasaan untuk menyesatkan manusia sejak zaman Nabi Adam AS. Setan selalu berusaha menyesatkan anak cucu Nabi Adam dari jalan yang benar.

وأما كافرو الجِنِّ فمنهم الشياطين، ومقدَّمهُم الأكبرُ إبليسُ عدوُّ آدم أبي البشر، وقد سُلِّطَ هو وذريَّته على آدمَ وذريَّتِه

“Adapun jin yang kafir, sebagian dari mereka adalah golongan setan, pemimpin utama mereka adalah iblis, musuh kakek moyang manusia; Nabi Adam. Iblis dan keturunannya diberi kekuasaan untuk menjerumuskan Nabi Adam dan anak cucunya.”

Sumbikan buruk kepada manusia. Berikut beberapa bentuk godaan setan yang dijelaskan dalam hadits:

Bisikan Saat Shalat & Membaca Al-Qur’an

Setan sering mengganggu konsentrasi umat Islam saat sedang shalat atau membaca Al-Qur’an. Seperti yang diceritakan dalam sebuah hadits, Utsman bin Abil ‘Ash mengeluhkan bahwa setan menghalanginya untuk shalat dengan baik dan membaca Al-Qur’an dengan khusyuk. Rasulullah pun menjelaskan bahwa setan yang mengganggu ini bernama Khanzab. Rasulullah menyarankan untuk beristighfar dan meludah ke kiri tiga kali agar terhindar dari gangguan setan.


أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ أَبِي الْعَاصِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يا رسول اللَّهِ. إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلَاتِي وَقِرَاءَتِي يَلْبِسُهَا عَلَيَّ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ. فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْهُ. واتفل على يسارك ثلاثا


“Utsman bin Abil ‘Ash bertanya: Wahai Rasulullah, sungguh setan menjadi penghalang antara aku dengan shalat dan bacaan Al-Qur’anku, ia membuat shalat dan membaca Al-Qur’an menjadi kacau bagiku. Lalu Rasulullah menjawab: Itu adalah setan bernama Khanzab, jika engkau merasakan kehadirannya, maka mintalah perlindungan darinya pada Allah (membaca ta’awwudz), dan meludahlah tiga kali ke arah kirimu.” (HR. Imam Muslim, juz IV, halaman 1728).

Bisikan Setan Merusak Akidah

Setan tidak hanya mengganggu ibadah, tapi juga berusaha menanamkan keraguan dalam akidah umat Islam. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menyebutkan:

يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا مَنْ خَلَقَ كَذَا حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ وَلْيَنْتَهِ

“Setan datang pada salah satu dari kalian lalu mengatakan: Siapa yang menciptakan ini? siapa yang menciptakan ini? hingga ia akan mengatakan: Siapa yang menciptakan tuhanmu?. Jika ia telah mengatakan itu, mintalah perlindungan pada Allah dan berhentilah (memikirkannya).”

Godaan Setan Merusak Rumah Tangga

Setan juga berusaha memecah belah rumah tangga. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menjelaskan bahwa Iblis meletakkan singgasana di atas air dan mengirimkan pasukannya. Yang paling mendekat dengan Iblis adalah yang paling besar dampak kerusakannya. Salah satu pasukan setan melaporkan bahwa ia berhasil memisahkan suami istri. Iblis pun memberikan pujian dan mendekatkan dirinya kepadanya, karena berhasil menimbulkan kerusakan dalam kehidupan rumah tangga.

إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ، ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ، فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً، يَجِيءُ أَحَدُهُمْ، فَيَقُولُ: فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا، فَيَقُولُ: مَا صَنَعْتَ شَيْئًا، قَالَ: وَيَجِيءُ أَحَدُهُمْ، فَيَقُولُ: مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امرأتهِ، قَالَ: فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ: نِعْمَ أَنْتَ 

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian ia mengirim pasukan-pasukannya. Maka yang paling dekat kedudukannya dengan Iblis adalah yang paling besar fitnahnya (kerusakannya). Salah satu dari mereka datang dan berkata: Aku telah melakukan ini dan itu. Lalu Iblis menjawab: Kamu tidak melakukan apa-apa. Kemudian salah satu dari mereka datang dan berkata: Aku tidak meninggalkan orang itu hingga aku memisahkannya dari istrinya. Maka Iblis mendekatkannya (ke singgasana) dan berkata: Engkaulah yang terbaik.”

Secara keseluruhan, setan selalu berusaha mendekati manusia dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam beribadah, berumah tangga, maupun bergaul dengan sesama. Ketika manusia gagal menjalankan ibadah dengan khusyuk, bertikai satu sama lain, atau jatuh dalam dosa, setan merasa berhasil dan gembira. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan dan bisikan setan, agar kita tetap berada di jalan yang benar.

Wallahu A’lam...