
Sejarah perkembangan Islam di berbagai belahan dunia memiliki keunikan tersendiri. Salah satu babak menarik dalam perjalanan Islam adalah ketika agama ini bertemu dengan bangsa Mongol, yang pada awalnya dikenal dengan reputasi mereka sebagai penakluk brutal. Namun, siapa sangka bahwa bangsa Mongol, khususnya melalui Dinasti Ilkhan, menjadi salah satu pendukung besar bagi perkembangan Islam.
Islam dan Transformasi Bangsa Mongol
Dalam narasi sejarah Barat, penyebaran Islam sering kali digambarkan melalui perang dan penaklukan. Namun, fakta menunjukkan bahwa Islam membawa perubahan besar dalam masyarakat yang sebelumnya terperangkap dalam hegemoni kekaisaran besar seperti Persia dan Romawi. Salah satu peristiwa penting dalam sejarah adalah kemunculan bangsa Mongol di bawah kepemimpinan Chengis Khan. Setelah penaklukan brutal, cucu Chengis Khan, Hulagu Khan, mendirikan Dinasti Ilkhan di Persia pada abad ke-13.

Hulagu, meskipun terkenal dengan kebengisannya dalam menaklukkan Baghdad, kemudian mendukung ilmu pengetahuan dan budaya di wilayah kekuasaannya. Tetapi transformasi besar Dinasti Ilkhan terjadi ketika penguasa ketujuhnya, Ghazan Khan, memeluk Islam pada tahun 1295 M.
Ghazan Khan: Pemimpin yang Mengislamkan Dinasti Ilkhan
Ghazan Khan adalah sosok penting dalam sejarah Islam. Setelah memeluk Islam, ia membawa perubahan besar dalam kebijakan politik, sosial, dan budaya Dinasti Ilkhan. Ghazan tidak hanya menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan, tetapi juga menerapkan hukum syariah sebagai dasar pemerintahan. Beberapa langkah penting yang dilakukan Ghazan Khan meliputi:
- Reformasi Pajak: Ghazan memperbaiki sistem perpajakan untuk meringankan beban rakyat kecil dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Peningkatan Pertanian: Ia mendukung pertanian dengan membangun saluran irigasi dan memberikan bantuan kepada para petani.
- Kemajuan Ilmu Pengetahuan: Di bawah pemerintahannya, Dinasti Ilkhan membangun observatorium, perguruan tinggi, dan pusat studi yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan.
- Infrastruktur dan Seni: Ghazan Khan juga dikenal sebagai pelindung seni dan budaya. Banyak bangunan megah dan infrastruktur dibangun selama masa pemerintahannya, yang mencerminkan perpaduan antara budaya Mongol dan nilai-nilai Islam.
Prestasi Ghazan tidak terbatas pada aktivitasnya di medan perang. Sebagai seorang yang memiliki keingintahuan intelektual yang besar, ia menguasai berbagai topik seperti sejarah alam, kedokteran, astronomi, dan kimia, serta ahli dalam beberapa kerajinan tangan. “Tidak ada yang melampauinya,” kata sejarawan Bizantium Pachymeres, “dalam hal membuat pelana, kekang, taji, pelindung kaki, dan helm; ia dapat memalu, menjahit, dan memoles, dan dalam pekerjaan tersebut ia menggunakan waktu luangnya dari perang.” Selain bahasa aslinya Mongolia, ia dikatakan memiliki pengetahuan tentang bahasa Arab, Persia, Hindi, Kashmir, Tibet, Cina, dan Frankish.
Atas saran dan bantuannya, wazirnya Rashīd ad-Dīn menyusun sejarah bangsa Mongol yang terkenal, yang kemudian diperluas untuk mencakup semua bangsa di Asia dan Eropa yang telah mereka temui melalui penaklukan mereka. Rashīd ad-Dīn, menteri besar Ghazan, mungkin adalah penulis sebenarnya dari reformasi fiskal yang dilakukan atas nama tuannya dan yang dirancang untuk melindungi penduduk yang menetap dari pemerasan aristokrasi nomaden. Langkah-langkah ini, ditambah dengan penerapan Islam, pasti telah memainkan peran mereka dalam menyatukan bangsa Mongol dan Persia (seperti bangsa Norman dan Inggris) menjadi satu bangsa, dan Il-Khan mungkin telah berakhir, seperti Plantagenet, dengan menjadi dinasti yang benar-benar nasional. Faktanya, Ghazan sendiri, dengan penyingkiran kejamnya terhadap para pesaing pangeran, pasti telah berkontribusi terhadap kepunahan Il-Khanid, yang bertahan hidup setelah kematiannya hanya dengan waktu lebih dari 30 tahun.
Dinasti Ilkhan: Islam sebagai Dasar Peradaban
Sejarah perjalanan umat Islam memiliki kekhasan tersendiri pada setiap daerah yang diduduki, dan ia memiliki sejarah panjang serta variasi model penyebaran yang unik dan berliku. Jika dilihat dari perspektif Barat, Islam tidak lebih dari ajaran yang diperjuangkan dengan darah dan pedang. Namun sebaliknya, justru Islam telah melakukan pembebasan bagi masyarakat lokal yang ditindas atas hegemoni dua imperium besar saat itu yakni Persia dan Romawi.
Transformasi Dinasti Ilkhan di bawah Ghazan Khan menunjukkan bagaimana Islam mampu menjadi dasar bagi peradaban yang adil dan maju. Nilai-nilai Islam yang diterapkan oleh Ghazan memberikan stabilitas politik dan sosial, yang pada gilirannya mendukung perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan. Islam menjadi agama rahmatan lil ‘alamin, tidak hanya bagi bangsa Arab tetapi juga bagi bangsa Mongol yang sebelumnya dikenal sebagai penakluk brutal.
Peninggalan Ghazan Khan hingga kini menjadi bukti nyata bahwa Islam mampu menginspirasi perubahan besar dalam masyarakat. Ia dihormati sebagai pemimpin yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan pemerintahan yang efektif, meninggalkan warisan berharga bagi peradaban dunia.
Kesimpulan
Dinasti Ilkhan memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana Islam dapat membawa perubahan positif dalam peradaban manusia. Dari awal yang kelam sebagai bangsa penakluk, Mongol berhasil mentransformasikan diri mereka menjadi pelopor kemajuan melalui nilai-nilai Islam. Dinasti Ilkhan, khususnya di bawah Ghazan Khan, adalah salah satu bukti nyata bahwa Islam adalah agama yang mampu memberikan rahmat dan kebaikan bagi seluruh umat manusia.
Daftar Pustaka
- Morgan, David. The Mongols. Oxford: Blackwell Publishing, 1991.
- Boyle, J. A. “Dynastic and Political History of the Il-Khans.” Dalam The Cambridge History of Iran, Volume 5: The Saljuq and Mongol Periods, diedit oleh J. A. Boyle, 303-421. Cambridge: Cambridge University Press, 1968.
- Rashīd al-Dīn. The Successors of Genghis Khan. Diterjemahkan oleh John Andrew Boyle. New York: Columbia University Press, 1971.
- Jackson, Peter. The Mongols and the Islamic World: From Conquest to Conversion. New Haven: Yale University Press, 2017.
- Lane, George. Genghis Khan and Mongol Rule. Indianapolis: Hackett Publishing Company, 2009.
- Lamb, Harold. The March of the Barbarians. New York: Doubleday, 1940.
- Amitai, Reuven. “Ghazan, Islam and Mongol Tradition: A View from the Mamluk Sultanate.” Bulletin of the School of Oriental and African Studies, Vol. 59, No. 1 (1996): 1-10.
- Pachymeres, George. Relations Historiques, Volume 2. Paris: Les Belles Lettres, 1984.
- Hodgson, Marshall G. S. The Venture of Islam: Conscience and History in a World Civilization, Volume 2: The Expansion of Islam in the Middle Periods. Chicago: University of Chicago Press, 1974.