
Pesantren, sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, tidak hanya menjadi ruang bagi laki-laki untuk menimba ilmu agama, tetapi juga telah membuka pintu lebar bagi perempuan untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan Islam. Perempuan di pesantren tidak hanya sebagai santriwati yang belajar, tetapi juga sebagai pengajar, pengelola, dan bahkan pemimpin yang membawa perubahan signifikan dalam dinamika pendidikan Islam. Peran mereka tidak bisa dipandang sebelah mata, karena mereka adalah bagian integral dari kemajuan dan keberlanjutan tradisi keilmuan Islam.
Perempuan sebagai Santriwati: Menuntut Ilmu adalah Kewajiban
Dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Dalil ini menjadi landasan kuat bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk menimba ilmu, termasuk ilmu agama. Di pesantren, perempuan tidak hanya belajar tentang fikih, tafsir, atau hadis, tetapi juga diajarkan nilai-nilai akhlak, kepemimpinan, dan kemandirian. Pesantren menjadi ruang bagi mereka untuk mengembangkan potensi diri sekaligus menjaga identitas keislaman.
Perempuan sebagai Pengajar: Menyebarkan Ilmu dengan Keteladanan
Tidak hanya sebagai pembelajar, perempuan di pesantren juga berperan sebagai pengajar. Mereka menjadi ustadzah atau nyai yang mengajarkan ilmu agama kepada santriwati lainnya. Peran ini sangat penting karena perempuan seringkali lebih memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh sesama perempuan. Melalui keteladanan dan keilmuan yang dimiliki, mereka menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?'” (QS. Fussilat: 33)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa siapa pun, termasuk perempuan, yang mengajak kepada kebaikan dan mengamalkan ilmunya, memiliki kedudukan mulia di sisi Allah.
Perempuan sebagai Pemimpin: Membawa Perubahan di Pesantren
Di beberapa pesantren, perempuan tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pemimpin. Mereka menjadi nyai atau pengasuh pesantren yang bertanggung jawab atas pengelolaan lembaga pendidikan tersebut. Kepemimpinan perempuan di pesantren membuktikan bahwa Islam memberikan ruang yang luas bagi perempuan untuk berkontribusi dalam masyarakat.
Rasulullah SAW memberikan contoh melalui istri-istrinya, seperti Khadijah RA dan Aisyah RA, yang menjadi teladan dalam keilmuan dan kepemimpinan. Aisyah RA, misalnya, dikenal sebagai salah satu periwayat hadis terkemuka dan menjadi rujukan para sahabat dalam berbagai persoalan agama.
Tantangan dan Harapan
Meskipun peran perempuan di pesantren semakin diakui, tantangan tetap ada. Stereotip tentang peran domestik perempuan kadang masih membayangi, namun banyak pesantren telah membuktikan bahwa perempuan mampu menjalankan peran ganda dengan baik: sebagai pendidik, pemimpin, dan juga penjaga nilai-nilai keluarga.
Ke depan, diharapkan semakin banyak pesantren yang memberdayakan perempuan, tidak hanya sebagai penerima ilmu, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam pendidikan Islam. Dengan begitu, pesantren akan terus menjadi lembaga yang relevan dan progresif, sambil tetap menjaga nilai-nilai keislaman yang menjadi fondasinya.
Penutup
Perempuan di pesantren adalah bukti nyata bahwa Islam menghargai dan memuliakan peran perempuan dalam pendidikan dan masyarakat. Melalui ilmu yang mereka dapatkan dan sebarkan, mereka menjadi pilar penting dalam menjaga keberlangsungan tradisi keilmuan Islam. Sebagaimana firman Allah SWT:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Semoga peran dan kontribusi perempuan di pesantren terus berkembang, membawa kemajuan bagi pendidikan Islam dan umat secara keseluruhan.