
Al-Habib Alwi bin Ali bin Muhammad Al-Habsyi punya kecenderungan lebih menyukai model pakaian modern, dan ia sangat mirip dengan ayahnya dalam hal karakter serta penampilan. Ketika akan melakukan perjalanan ke tanah Jawa, ia jatuh sakit yang amat parah.
Setiba di tanah Jawa, orang-orang yang bersamanya mendapati jika ia memiliki banyak darah kotor, jadi mereka mencari ahli untuk membekamnya. Mereka lalu menemukan seseorang bernama Basif di negeri yang jauh, namun masih termasuk wilayah Hadhramaut.
Mereka menjemputnya dengan pesawat. Ketika ia tiba dan mulai membekam, Habib Alawi berkata kepadanya: “Wahai Basif, orang-orang pergi ke Jawa untuk mencari uang, dan engkau pergi ke Jawa dengan bekammu dari Hadhramaut.”
“Ya, betul. Karena aku pernah mendengar ayahmu[1] berkata dalam sya’ir-nya:
من لا سلك في طريق أهله تهيم وضاع
‘Barangsiapa yang tidak mengikuti jalan para leluhurnya, ia akan tersesat dan kehilangan arah!’”
“Dan inilah warisan dari leluhurku, maka aku akan tetap berada di jalur ini.” ucap Basif panjang lebar.
Al-Habib Alwi menjadi paham bahwa yang dimaksudkan Basif adalah dirinya dalam ucapannya. Maka Al-Habib Alwi pun meninggalkan kebiasaan lamanya, dan tidak mau memakai pakaian modern yang biasa dikenakannya lagi. Dan akhirnya, ia kembali berpegang teguh pada pakaian para leluhur Bani Alawi. []
[1] Ayah beliau adalah al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, penulis Maulid Simthud-Durar yang populer itu.