
Merupakan Ringkasan Khutbah Sayidina Imam Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi.[1]
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang memiliki kalimat yang agung, yang memiliki hujjah yang sempurna, yang memiliki rahmat yang luas, yang nikmat-Nya mencakup seluruh makhluk; yang menyeru kepada keesaan-Nya, sehingga seruan kepada-Nya disambut oleh hamba-hamba yang beruntung; yang mengajak ketaatan kepada-Nya, sehingga segera dijawab oleh mereka yang tulus mencintai-Nya; yang menginginkan bermunajat dengan-Nya, sebagai suatu bentuk anugerah nikmat.
Dan Dia telah menetapkan waktu-waktu tertentu, untuk memperlihatkan pengaruhnya dalam eksistensi alam semesta ini, sehingga tiada waktu yang terlewat melainkan Allah memiliki rahasia, yang diturunkan sesuai dengan taksiran takdir dan durasi waktu.
Bulan Ramadan telah dimuliakan atas semua bulan lainnya dengan berbagai keistimewaan. Di bulan ini diturunkan al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan bukti yang nyata. Maka, telah jelas rahasia turunnya anugerah-anugerah di masa yang mulia ini, sesuai dengan turunnya al-Qur’an di dalamnya dari sisi kewajiban dan ketetapan. Maha Suci Allah, yang memiliki kemampuan menghubungkan sebab dengan akibat, lalu Dia melaksanakan ketetapan-ketetapan itu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh-Nya dalam Ummul-Kitab (al-Qur’an).
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Raja yang keagungan-Nya dipatuhi oleh semua raja; Maha Dermawan yang pemeliharaan-Nya meliputi setiap orang yang kuat dan orang yang lemah. Dan aku bersaksi bahwa Sayidina Muhammad adalah hamba-Nya, utusan-Nya, dan kekasih-Nya, yang telah diterima dan diridhai-Nya. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepadanya, serta melipat gandakan kemuliaan dan kedermawanan Rasulullah di sisi-Nya. Dan semoga Allah juga mencurahkan doa yang mulia dan salam yang lembut itu kepada keluarganya yang mulia, para shahabatnya yang terkemuka, dan orang-orang yang mendapat petunjuk di jalan mereka yang lurus.
Amma Ba’du…
Wahai hamba-hamba Allah, aku berpesan kepada kalian dan diriku sendiri, agar takut kepada Allah. Berbahagialah orang yang menaati hukum-hukum syariat Islam, menebarkan syiar-syiar Islam yang mulia pada dirinya lahir dan batin, yaitu dengan menaati apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang dan diperingatkan oleh-Nya.
Demi hidupku, syariat Islam adalah jalan yang menuntun kepada keridhaan Allah, jalan universal yang menuju pada kebaikan-Nya yang indah dan anugerah-Nya yang agung. Barangsiapa yang mengamalkan syariat Islam, maka ia akan mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat baginya, ia akan hidup dalam keberkahan lahir dan batin. Maka, semoga Allah menganugerahkan kepada kalian keberhasilan di bulan ini, yang di dalamnya Allah telah membentangkan hamparan ampunan dari meja-meja kebaikan-Nya, dan telah membuka pintu-pintu kemurahan hati dari perbendaharaan kebaikan-Nya.
Berapa banyak awan rahmat Allah yang telah turun ke tanah tandus, lalu tanda-tanda kehidupan pun segera tampak di sana. Dan berapa banyak telah diselamatkan tersebab sifat kedermawanan-Nya, orang-orang yang tenggelam dalam kubangan maksiat. Seandainya bukan karena kedermawanan Allah, niscaya neraka akan menjadi tempat tinggal mereka.
Semoga kalian diberkati di bulan Ramadhan, bulan malam-malamnya adalah pelita sepanjang tahun, dan hari-harinya adalah kegembiraan dalam menaati Allah melalui dzikir, bacaan, dan puasa. Namun yang lebih besar dari semua itu, adalah kegembiraan abadi di surga kelak.
Maka bersyukurlah, semoga Allah merahmati kalian atas nikmat yang melimpah ini. Berusahalah untuk melakukan amal saleh, karena buah pahala untuk amal saleh itu pasti terikat. Berhati-hatilah di masa yang mulia ini, agar tidak terjun ke jurang kemaksiatan. Karena tersebab dengan kemuliaan zaman, beban hukum atas kejahatan akan berlipat ganda, sebagaimana pahala kebaikan juga berlipat ganda.
Berhati-hatilah mengekspos dirimu sehingga memancing murka Allah dan hukuman-Nya yang pedih, karena siapa pun yang tidak meninggalkan ucapan buruk atau justru mengamalkannya, maka Allah akan menghilangkan kelezatan pada makanan dan minumannya. Setan akan memakaikan bagi pihak yang kalah, baju kehinaan yang cocok untuk mereka di hari kiamat. Maka waspadalah terhadap musuh kita itu, yang menjadikan perbuatan jahat sebagai hiburan. Dan mintalah pertolongan kepada Allah, dari berbagai tipu daya dan jalan penuh tipuan, serta segala hal yang dapat mempengaruhimu sisi perbuatan, perkataan dan niatan.
Dalam hadis riwayat Shahabat Salman al-Farisi, ia berkata Rasulullah berpidato kepada kami pada hari terakhir bulan Sya’ban:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَهُ تَطَوُّعاً، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، فَمَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ، قَالُوْا: لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ، قَالَ: يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ لِمَنْ فَطَّرَ صَائِماً عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ شُرْبَةِ مَاءٍ أَوْ مَذْقَةِ لَبَنٍ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
“Wahai sekalian manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah (Ramadhan), yaitu bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa Ramadhan sebagai kewajiban dan shalat Tarawih sebagai kesunnahan. Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan suatu kebaikan, maka baginya seakan-akan telah melakukan satu kewajiban di bulan lainnya; dan barangsiapa yang melakukan suatu kewajiban, maka baginya seakan-akan telah melakukan tujuh puluh kewajiban di bulan lain.”
“Ramadhan bulan penuh kesabaran, sedang pahala dari kesabaran adalah surga. Inilah bulan penuh kelapangan, yang di dalamnya rezeki orang mukmin ditambahi. Barangsiapa yang memberi makan berbuka orang yang berpuasa di bulan ini, maka dosa-dosanya akan diampuni, dia akan dibebaskan dari api neraka, dan baginya pahala seperti pahala orang yang dia beri makan itu tanpa dikurangi pahalanya sendiri sedikit pun.”
Para shahabat berkata: “Tidak semua dari kami memiliki sesuatu untuk disajikan sebagai buka puasa bagi orang yang berpuasa.”
Rasulullah bersabda: “Allah memberikan pahala ini kepada orang yang menyediakan buka puasa bagi orang yang berpuasa, meski dengan sebutir kurma, seteguk air, atau campuran air dan susu. Inilah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.” (HR. Imam Baihaqi & Imam Ibnu Khuzaimah)
Ya Allah, wahai Yang Maha Pemurah, wahai Yang Maha Pemberi, wahai Yang Maha Penyayang, wahai Yang Maha Menerima Taubat: sifat-sifat-Mu adalah rahmat dan kebaikan, dan pengaruhnya telah nyata dalam kehidupan dunia ini. Jika wajah kami menjadi hitam karena dosa dan pelanggaran, maka kami telah percaya Engkau akan membuatnya putih dengan kebaikan-Mu. Wahai Dia yang menerima taubat hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan, kami berdiri di pintu-Mu; dan karena kebaikan-Mu kami amat memohon.
Tiap keserakahan itu tidaklah baik kecuali hanya kepada-Mu; dan tiap permintaan tidaklah cukup kecuali hanya kepada-Mu. Dan kami telah memohon kepada-Mu dengan cara menerapkan sunnah, meski selama ini kami telah bermaksiat kepada-Mu. Dan kami telah menghadap kepada-Mu dengan hati dan seluruh tubuh, meski selama ini kelopak mata kami berpaling dari-Mu. Dan andaikan bukan karena anugerah pertolongan-Mu yang besar, dan ancaman penghakiman-Mu yang agung, yang dengannya Engkau memperlakukan kami ketika kami berada dalam keadaan itu, maka kami tidak akan berani meminta dan memohon.
Tetapi prasangka yang baik tentang-Mu, adalah yang membebaskan lidah kami untuk meminta, dan memberi kami kabar baik tentang tercapainya harapan dan terwujudnya keinginan. Terutama karena kami memiliki sarana menuju kepada-Mu, melalui hamba paling terhormat yang telah Engkau dekatkan kepada-Mu, Guru kami yang agung dan terkasih, penuh kasih dan amat penyayang, kekasih-Mu yang telah Engkau pilih di atas setiap kekasih, dan orang pilihan-Mu yang telah Engkau tempatkan pada kedudukan yang paling tinggi pada derajat yang amat dekat, pemberi syafaat yang paling agung, utusan yang paling mulia, junjungan para utusan, dan penutup para nabi, yakni Sayidina Muhammad bin Abdullah, yang amat jujur dan dapat dipercaya.
Karena Rasulullah, dialah yang posisi derajatnya kami ajukan kepada-Mu; dan melalui dia kami bersyafaat agar diterima amal-amal kami dan diampuni dosa-dosa kami. Kami memohon kepada-Mu ya Allah, melalui kemuliaan hak Rasulullah atas Dzat-Mu, untuk memberikannya syafaat buat kami.
Dan Engkau telah mengirimkan kepada Rasulullah doa yang paling sempurna dan amat lengkap, doa yang paling mulia dan menyeluruh. Kami memohon sertakan pula dalam doa itu kepada semua keluarga Rasulullah dan para shahabat yang terhormat, dan orang-orang yang berada di jalan lurus mereka, yakni jalan yang berdasarkan pada pemenuhan hak-hak Allah. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada para rasul; dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.[2] []
[1] Khutbah ini dibacakan pada malam tanggal 09 Ramadhan, bertepatan dengan khatam al-Qur’an di Madrasah Al-Fath dan memperingati didirikannya Lembaga Pendidikan Anak di Hauthah Ahmad bin Zain.
[2] Diterjemahkan dari buku: Al-Khuthab Ar-Ramadhaniyah fil-Layali Al-Witriyah,tulisan al-Allamah al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi al-Alawi al-Husaini asy-Syafii.