
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang karunia-Nya amat luas, yang ketetapan-Nya sangat menentukan, yang kekuasaan-Nya begitu menghancurkan, yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, yang Maha Esa dalam keesaan-Nya, tidak ada sekutu dan tidak ada keturunan bagi-Nya, yang telah meninggikan agama Islam di atas segala agama, dan telah menampakkan melalui Islam segala bentuk kebatilan dan fitnah.
Aku memuji-Nya dengan pujian orang yang bersyukur dan orang bertakwa; aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tanpa sekutu bagi-Nya; Tuhan yang tidak memiliki ajaran agama selain tauhid. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang menyampaikan risalah-Nya kepada manusia, yang memenuhi amanah-Nya, yang tekun dalam keimanan kepada Tuhan semesta alam, yang sangat menyayangi orang-orang yang beriman.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Rasulullah dan keluarganya, di sepanjang siang dan malam, dan selama masa dunia masih berlangsung, dengan ucapan shalawat yang dapat menempatkan mereka ke posisi tertinggi di surga-Mu.
Wahai sekalian manusia…
Allah telah memberi kebaikan kepada kalian dari arah yang tidak kalian duga; tetap memberi rezeki kepada kalian, meski kalian masih dalam keadaan berdosa. Dia telah membuka pintu taubat bagi orang yang bertaubat, dan menghapus banyak dosa-dosa melalui penyesalan orang yang menyesal.
Allah memberi tangguh kepada orang-orang yang durhaka kepada-Nya, lantaran kemurahan pemaaf-Nya; dan menutupi keburukan mereka, karena kebijaksanaan dan belas kasihan-Nya. Dia menjelaskan kepada kalian keutamaan waktu dan hari, dan mendorong kalian untuk memanfaatkan kesempatan bulan-bulan dan tahun-tahun yang mulia. Dia mengkhususkan bulan puasa demi kemuliaan dan penghormatan, sebagaimana firman Allah:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan bukti-bukti yang jelas tentang petunjuk dan pembeda.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Wahai para hamba Allah…
Malam ini adalah malam kesembilan belas dari bulan ini, di mana Allah telah menganugerahkan kepada kalian karunia dan pahala yang melimpah. Barangkali, malam ini adalah Lailatul-Qadar, yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah telah bersabda tentangnya, tanpa bermaksud sombong diri:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (وَفِيْ رِوَايَةٍ أُخْرَى: وَمَا تَأَخَّرَ)
“Barangsiapa yang beribadah pada Lailatul-Qadar karena iman dan berharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Imam Bukhari)
Dalam riwayat lain, “Dan dosa-dosanya yang akan datang.”[1]
Setiap orang yang ingin sukses dan menginginkan kesempurnaan dan kebahagiaan abadi, hendaknya ia menyingsingkan lengan baju dan mengerahkan segala daya upayanya untuk menghidupkan kembali malam-malam bulan Ramadhan, khususnya malam-malam terakhir dan beribadah di dalamnya. Barangkali di malam itu bertepatan dengan malam yang telah Allah khususkan bagi umat ini, dan di dalamnya terdapat keutamaan yang tidak dapat dihitung dan tidak terbatas.
Maka perbanyaklah berdoa kepada-Nya, karena dalam hadis Shahahat Ibnu Abbas—dengan status marfu’—Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللهَ يَنْظُرُ إلَى الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيُغْفَرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ، إِلَّا أَرْبَعَةٌ: مُدْمِنُ خَمْرٍ وَعَاقٍّ وَمُشَاحِنٍ وَقَاطِعُ رَحْمٍ
“Sesungguhnya Allah memberi nadzrah kepada orang-orang mukmin dari umat Nabi Muhammad, lalu mengampuni mereka dan menyayangi mereka, kecuali empat orang ini: orang yang mabuk, orang yang durhaka, orang yang suka bertengkar, dan orang yang memutus hubungan keluarga.” (HR. Imam Baihaqi)
Di bulan Ramadan, banyak sekali sebab-sebab diampuninya dosa, selain melalui berpuasa, ibadah malam, dan Lailatul-Qadar. Seperti turunnya hujan rahmat bagi orang yang berpuasa, keringanan bagi para budak, dan banyak mengingat Allah. Karena terdapat hadis Rasulullah:
ذَاكِرُ اللهِ فِيْ رَمَضَانَ مَغْفُوْرٌ لَهُ
“Orang yang berdzikir kepada Allah di bulan Ramadan, maka ia diampuni.” (HR. Imam ath-Thabrani)
Wahai para hamba Allah…
Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling agung di sisi Allah, dan bulan yang paling banyak disebutkan oleh-Nya.
Salam sejahtera bagimu, wahai bulan Ramadan…
Di bulan ini, Allah membuka pintu-pintu surga, bagi mereka yang berdoa kepada-Nya, dan mengabulkan harapan-harapan mereka yang berharap. Semoga Allah menjadikan malam-malamnya cerah dengan ibadah, dan siang-siangnya indah dengan puasa.
Salam sejahtera bagimu, wahai bulan Ramadhan…
Betapa banyak orang berpuasa yang selama ini ia tidak berpuasa selama setahun, lalu ajal mendadak menjemputnya sebelum tiba waktunya? Ia menyesali apa yang telah terlewatkan dari puasanya di bulan itu, dan ia menyesali segala hal yang telah terlewatkan dalam hidupnya.
Salam sejahtera bagimu, wahai bulan Ramadan…
Betapa malang orang yang telah lewat satu bulan Ramadhan, namun puasanya tidak diterima; betapa kecewanya orang yang amalnya tersia-sia! Maka bergegaslah—semoga Allah merahmati kalian—menuju ketakwaan kepada Dia yang mengawasi dan melindungi amal kalian, yang kecil maupun yang besar. Teruslah memohon ampunan pada hari-hari ini dan hari-hari lainnya, dan hindarilah untuk berbuat dosa dan terus menerus melakukannya.
Ya Allah, kami mohon kepada-Mu melalui nama Nabi-Mu Muhammad, Nabi yang penuh rahmat, agar menerima permohonan kami, mendengarkan panggilan kami, dan memenuhi harapan kami. Dengan berkat rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara yang penyayang.
Ya Allah, tutuplah bulan Ramadhan kali ini untuk kami dengan penuh ampunan dan pengampunan. Kumpulkanlah kami dalam ketaatan-Mu, di tempat-tempat yang penuh keimanan. Dan jadikanlah kami selalu bergantung kepada-Mu, untuk mendapatkan kebaikan dan kemurahan hati, karena Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Yang Maha Penyayang di antara sekian penyayang.
Semoga Allah memberkahi tuan kita, Nabi Muhammad, keluarga dan para shahabatnya, serta memberikan mereka kedamaian. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.[2] []
[1] Dalam riwayat Imam Ahmad dalam Musnad-nya (vol: V, hal: 318), dari Shahabat Ubadah bin Shamit, ia bertanya kepada Rasulullah terkait Lailatul-Qadar, dan Rasulullah bersabda tentangnya: “Di bulan Ramadan, carilah malam itu di sepuluh malam terakhir, karena Lailatul-Qadar ada pada malam ganjil, yaitu malam 21, malam 23, malam 25, malam 27, malam 29, atau malam terakhir. Barangsiapa yang beribadah malam itu, karena keimanan serta mengharap pahala, dan ia dipertemukan dengan Lailatul-Qadar, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.”
[2] Khutbah ini dibacakan pada malam Khatmul-Qur’an di Masjid An-Nur di kota Ba Ma’dan, tempat tinggal keluarga besar Abdullah bin Muhammad, dan keluarga besar Mar’i bin Thalib.
Diterjemahkan dari buku: Al-Khuthab Ar-Ramadhaniyah fil-Layali Al-Witriyah, tulisan al-Allamah al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi al-Alawi al-Husaini asy-Syafii.