بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan malam dan siang, serta menciptakan surga dan neraka. Dia menjadikan surga sebagai tempat berlindung bagi orang-orang yang bertakwa, dan menjadikan neraka sebagai tempat pembakaran bagi orang-orang yang kafir. Dia telah melimpahkan berkah-Nya kepada kami dan kepada kalian, melalui Kitab-Nya yang mulia, dengan Nabi-Nya yang penuh kasih, dan kumpulan bulan-bulan mulia, serta

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan bukti-bukti yang nyata mengenai petunjuk itu dan pembeda. Maka barangsiapa yang melihat hilal di antara kamu, maka hendaklah berpuasa padanya, dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan, maka berpuasalah baginya sebanyak jumlah hari lainnya. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesempitan bagimu, dan supaya kamu menyempurnakan bilangan itu dan supaya kamu bertasbih kepada Allah karena telah memberi petunjuk kepadamu; dan mudah-mudahan kamu bersyukur.”(QS. Al-Baqarah: 185)

Semoga Allah senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kalian, sehingga sampai kepada malam terakhir puasa dan shalat kalian bersama kami. Semoga Allah mengabulkan doa-doa kita yang mulia di dalamnya, Dia membebaskan dosa-dosa kita, Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kita, Dia menutupi aib-aib kita, dan Dia memandang kita dengan pandangan yang tidak akan membuat kita sengsara lagi selamanya.

Saudaraku, semoga Allah merahmati kalian dan aku…

Barangkali malam ini adalah malam terakhir yang akan berlalu untukku dan kalian, barangkali malam ini adalah malam perpisahan untukku dan kalian, sedang kalian dalam bahaya terkait nyawa kalian, tidak tahu kapan kematian akan menghampiri kalian.

Berapa banyak orang yang berpuasa dan dia tidak pernah bisa berpuasa lagi selamanya!

Betapa banyak yang berdiri shalat dan dia tidak bisa berdiri shalat lagi setelah itu!

Berapa banyak yang mengharapkan sesuatu, tetapi dia tidak pernah bisa mencapainya!

Betapa banyak yang mencapai sesuatu, tetapi dia tidak bisa mulai menikmatinya!

Berapa banyak yang telah memulai sesuatu, tetapi dia tidak pernah bisa menyelesaikannya!

Betapa banyak yang telah menyelesaikan sesuatu, tetapi dia tidak tahu apakah mereka akan mendapat ridha Tuhan mereka, atau malah membuat-Nya murka!

Ketahuilah—semoga Allah merahmati kalian—bahwa bulan yang kalian nanti-nantikan kedatangannya, yang kalian nanti-nantikan terbit bulan sabitnya, yang dimuliakan dengan pengawasan dan penampakannya kepada kalian, kini telah mengumumkan bergantinya bulan Syawal, kini mengumumkan perpisahan dan berlalunya bulan itu, kini mengumumkan kepergian dan peralihannya!

Apakah di antara kalian ada yang merenungkan malam-malamnya yang telah berlalu? Bagaimana ia berdiri dalam shalat saat itu? Hari-harinya yang telah berlalu sirna dan bagaimana ia berpuasa? Apakah ia maksimal melindungi Ramadhan dari tindakan buruk atau menghiasinya dengan hal-hal negatif?

Apakah ia tahu nilai dan keagungan status Ramadhan? Apakah ia telah menghindarkan dirinya dari sesuatu yang haram? Apakah ia menahan lidahnya dari omongan yang tidak berguna, sebagaimana ia menahan diri dari hal-hal yang merusak puasa? Apakah ia menjauhi hal-hal yang keji, yang tidak senonoh, yang tercela dan yang munkar?

Ketahuilah, saudaraku, semoga Allah merahmati kalian…

Bahwasanya di bulan Ramadhan ini, tidak ada manfaatnya berpindah dari tidur, merasakan langsung haus dan lapar, tanpa kembali kepada Allah dengan niat yang ikhlas dan taubat, dengan lisan yang berucap benar, dengan hati yang khusyuk, dengan mata yang sembab, dan telinga yang hanya mendengar kebaikan.

Para hadirin, semoga Allah merahmati kalian…

Bulan Ramadhan sudah hampir mau pergi. Apakah kalian telah memenuhi hak-hak Ramadhan segera berpisah. Marilah kita adakan upacara berkabung atas kepergiannya, dengan kobaran dan membaranya hati. Karena kepergiannya merupakan salah satu musibah yang paling besar, dan salah satu kemalangan yang paling pelik.

Ibnu Al-Munkadir meriwayatkan dari Shahabat Jabir, dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa ia bersabda:

إِذَا كَانَ آخِرَ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، بَكَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ وَالْمَلَائِكَةُ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ، مُصِيْبَةٌ لِأُمَّتِيْ، قِيْلَ: يَا رَسُوْلُ اللهِ، وَأَيُّ مُصِبْيَةٍ عَلَى أُمَّتِكَ؟! قَالَ: شَهْرٌ فِيْهِ النَّفَقَةُ صَدَقَةٌ وَالسُّكُوْتُ تَسْبِيْحٌ، وَالنَّوْمُ عِبَادَةٌ، وَالدُّعَاءُ مُسْتَجَابٌ، وَالذَّنْبُ مَغْفُوْرٌ، وَلَا يُكْتَبُ عَلَى مُذْنِبٍ ذَنْبٌ

“Ketika malam terakhir bulan Ramadan tiba, langit, bumi, dan para malaikat menangis. Sungguh, ini adalah musibah bagi umatku.”

Lalu ditanyakan: “Wahai Rasulullah, musibah apa yang akan menimpa umatmu?!”

Beliau menjawab: “Bulan yang mana nafkah mejadi sedekah, diam adalah tasbih, tidur adalah ibadah, permohonan doa terkabul, dosa-dosa diampuni, dan tidak ada dosa yang dicatat bagi orang yang berbuat dosa.”

Maka musibah apakah yang lebih besar dari ini?

Salam sejahtera senantiasa dilimpahkan kepadamu, wahai Ramadhan. Bulan yang di dalamnya dosa-dosa dihapuskan, kesalahan-kesalahan ditutupi, hati dilembutkan, mata ditumpahkan air mata, dan dosa-dosa diampuni.

Salam sejahtera menyertaimu, wahai bulan Ramadan…

Betapa lamanya durasimu bagi orang-orang yang tidak tahu berterima kasih; betapa tidak berartinya engkau di hati orang-orang yang zalim, dan betapa pendeknya durasimu di hati orang-orang yang berbuat baik. Sekarang, setelah engkau berlalu, pintu-pintu kepatuhan ditutup, dan simbol-simbol kejahatan mulai muncul.

Betapa banyak lidah sepeninggalmu yang terbebas dari pengkhianatan, betapa banyak mulut setelahmu tertutup dari bertasbih, betapa banyak masjid yang menjadi gelap setelah diterangi cahayamu, betapa banyak orang yang bertaubat lalu kembali pada kemaksiatan dan perbuatan bejat, berapa banyak Al-Qur’an yang ditinggalkan, berapa banyak alat musik yang dimainkan.

Semoga kesejahteraan atasmu, wahai bulan Ramadan. Bulan yang di dalamnya pelita-pelita dinyalakan, sanjungan dan pujian diperbanyak, dan shalat Tarawih ditunaikan.

Salam sejahtera bagimu, wahai bulan Ramadhan…

Semoga damai menyertai orang yang tidak bisa berpuasa lagi, tidak bertemu denganmu di masa dan waktu apapun, tidak menginginkanmu di tempat dan waktu mana pun, atau era dan masa mana pun.

Salam sejahtera bagimu, wahai bulan Ramadhan…

Betapa diberkahi kedatanganmu, betapa dicintainya keberadaanmu, dan betapa cepatnya kepergianmu. Engkau menerangi masjid-masjid kami, menghilangkan kesepian kami, menyatukan pertikaian kami, dan melarang kerusakan, menyeru kepada petunjuk yang benar, melimpahkan keberkahan kepadamu, memperbanyak kebaikan kepadamu, amal taat dimudahkan bagimu. Dan kini dengan kepergianmu, pelita kami telah padam; dengan kepergianmu, shalat tarawih kami telah terputus.

Aku bertanya-tanya, apakah ada seseorang yang diterima di sini, maka kami akan mendatanginya; atau ada seorang yang ditolak, sehingga kami takziyahi. Wahai orang yang diterima, selamat untukmu, engkau telah berhasil dalam permohonanmu; dan wahai orang yang ditolak, semoga Allah mengganti musibahmu. Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.

Wahai bulan Ramadan, jika engkau kembali tahun depan dan tidak mendapati kami dalam majelis-majelis zikir dan bacaan Al-Qur’an, tapi mendapati kami terbungkus oleh kain kafan, terlempar ke dalam kehampaan, maka jadilah engkau syafaat bagi kami di sisi Allah Maha Raja lagi Maha Hakim.

Ya Allah, limpahkanlah berkah kepada junjungan kami, Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad. Hidupkanlah kami sesuai sunahnya, dan matikanlah kami sesuai agamanya. Karuniakanlah kami, ya Allah, kesempatan untuk mengunjungi makamnya di dunia, mendapat syafaatnya di akhirat, minum dari telaganya kelak, dan kumpulkan kami di bawah naungan panji-Nya yang terikat.

Semoga Allah menjadikan kami dan kalian termasuk orang-orang yang menang, orang-orang yang selamat, tidak takut dan tidak bersedih hati, dengan berkat rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.

Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada pemimpin kita, Nabi Muhammad, keluarga dan para shahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.[1] []


[1] Khotbah ini dibacakan pada malam Khatmul-Quran di Masjid al-Baha’ di Hauthah, yang dibangun oleh al-Habib Ahmad bin Zain bin Alwi Al-Habasyi di samping kediamannya.

Diterjemahkan dari buku: Al-Khuthab Ar-Ramadhaniyah fil-Layali Al-Witriyah, tulisan al-Allamah al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi al-Alawi al-Husaini asy-Syafii.