بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah, Pelindung orang-orang beriman dalam segala urusan, Pembimbing mereka dari kegelapan menuju cahaya terang, dan Pengembali orang-orang fasik pada keburukan melalui kebutaan mereka di dunia, tempat tinggal yang penuh tipu daya.

فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

Karena sesungguhnya bukanlah matamereka yang buta, akan tetapi yang buta ialah hati yang ada di dalam dada mereka. (QS. Al-Hajj: 46)

Kita memuji Allah atas puasa yang telah kita sempurnakan, atas berbuka yang telah kita sambut bersama, dan kita maklumatkan dengan penuh rasa syukur kepada-Nya, sebagaimana difirmankan oleh Yang Maha Tinggi:

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan agar kalianbertakbir kepada Allah, karena telah memberi petunjuk kepada kalian, dan mudah-mudahan kalian bersyukur. (QS. Al-Baqarah: 185)

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagai kesaksian yaitu mengikuti apa yang diperintahkan oleh-Nya, menaati-Nya baik saat berpuasa maupun berbuka. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, serta pemberi petunjuk kepada jalan yang benar dan agung.

Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepadanya dan keluarganya yang mulia, baik yang muda maupun yang tua di antara mereka; karena anak-anak mereka—semoga Allah meridhai mereka—bukanlah orang yang hina, dan pembenci mereka—semoga Allah meridhai mereka—bukanlah orang yang dibenci oleh Allah. Kecuali mereka yang akan digiring ke Neraka. Sungguh tempat tinggal terburuk dan tujuan yang negatif. Kami mencari perlindungan kepada Allah dan memohon perlindungan.

Wahai sekalian manusia…

Berlalunya bulan Ramadhan tidaklah mengurangi amal orang-orang yang berakal, tidak membutakan penglihatan orang-orang yang Allah butakan, dan tidak pula mengalihkan petunjuk kepada orang-orang yang telah Allah sesatkan.

Maka, betapa anehnya orang-orang bodoh yang tertipu, yang dikeluarkan dari aktivitas mereka ketika bulan ini berlalu, namun ia merasakan kejenuhan dan kelelahan; meninggalkan kewajiban-kewajiban yang mereka pikul, sebagai amanah yang pernah ditawarkan kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; dan kembali bermaksiat kepada Tuhan mereka, yang ini merupakan kemunduran setelah progres kemajuan.

Apakah mereka merasa aman di bulan yang akan datang, jika ajal yang ditentukan akan tiba, dan bahwa hukuman berat akan turun? Atau apakah mereka yakin bahwa harapan lama mereka akan terpenuhi? Bukankah Allah Yang Maha Disembah di bulan Ramadhan hadir juga di bulan Syawal? Bukankah panggilan yang terus-menerus untuk selalu beramal adalah kebutuhan hidup? Bukankah seluruh dunia adalah tempat perpisahan dan perjalanan? Bukankah seluruh kehidupan hanyalah sebuah perjalanan dan sekedar transisi?

Ya, betul. Demi Allah, jika mereka jujur kepada Tuhan dalam tindakan mereka serta bukti pikiran dan kata-kata mereka benar, pasti mereka tidak akan pernah mengandalkan duniawi untuk mendelusikan harapannya. Mereka juga tidak akan pernah menghubungkan satu kelelahan dengan kelelahan lainnya, dan perubahan zaman tidak akan membawa suatu perubahan pada kondisi mereka.

Mereka juga tidak bisa keluar dari usaha masa lalu mereka, melainkan untuk sesuatu yang lebih parah dari itu di masa depan. Dan mereka tidak pernah benar-benar berjuang melawan nafsu dalam segala keinginan mereka, sampai mereka bergabung dengan orang-orang terbaik dalam membela agama Allah.

Mereka adalah golongan orang-orang yang beriman, yang setan tidak mempercayai kecurigaannya, maka mereka mengikutinya. Dan tidak memberi setan harapan sedikit pun untuk menipu mereka, kecuali mereka akan menyingkirkannya. Mereka itulah hamba-hamba Allah, yang setan sekali-kali tidak berkuasa atas diri mereka dan tidak dapat menipu mereka. Mereka itulah wali-wali Allah, yang tidak ada kekhawatiran terhadap diri mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Wahai orang-orang yang telah menyingsingkan lengan baju di bulan Ramadhan, teruslah singsingkan lengan baju kalian…

Wahai orang-orang yang telah lalai saat Ramadhan, perbaikilah kekurangan-kekurangan kalian di masa setelahnya…

Wahai orang-orang yang selalu lalai dengan cara mendurhakai Tuhan semesta alam dan langit, alangkah besar dan beratnya dosa yang telah kalian remehkan itu…

Wahai orang-orang yang berbuka di bulan yang telah Allah istimewakan dan Allah muliakan, karena apa yang Allah benci dan Allah haramkan, janganlah kalian berpuasa dan berbuka karenanya.

Wahai orang yang suka bermaksiat, wahai orang yang suka minum khamr, atas kalian celaka dan azab, atas kalian dosa juga beban dosa, atas kalian peringatan yang telah diperingatkan…

Apakah hatimu gembira dengan berlalunya Ramadhan? Apakah dosamu pasti diampuni setelahnya? Apakah engkau tergesa-gesa untuk melakukan dosa lagi, setelah berlalunya bulan-bulan terbaik ini? Atau tidak tahukah engkau, bahwa Allah mengetahui isi hatimu sejak hari awal puasa, dan Dia mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati! Janganlah begitu!

Jika engkau yakin bahwa akibat dosa-dosamu akan memberatkan dirimu, maka engkau mestinya khawatir jika keburukan yang engkau pura-pura lakukan itu dapat menular kepada orang lain, yang bisa jadi juga membahayakan dirimu. Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui semua makhluk ciptaan-Nya, dan mengetahui rahasia-rahasia mereka yang tersembunyi?

Betapa banyak orang yang bergembira dengan hari raya mereka, namun mereka menjumpai hari itu justru berupa hukuman dan mereka hidup kekal di dalamnya! Betapa banyak kejahatan yang mereka lakukan, dan betapa banyak perbuatan-perbuatan memalukan yang membuat mereka terhina!

Hari di mana engkau berbuat maksiat kepada Allah, itu bukanlah hari raya bagimu. Akan tetapi, hari-hari yang di mana engkau menaati Allah, itulah sejatinya hari raya, hari kebahagiaan, hari kegembiraan, dan kebaikan baru bagimu. Orang yang berbahagia ialah orang yang paling banyak memperhitungkan urusannya, dan paling beriman dalam puasanya dan berbukanya.

Yang menjadi prioritas perhatian sekarang hanyalah menunaikan shalat fardhu dan sunah, menyempurnakan sunah-sunah dan adab-adab yang sempurna, dan mengikhlaskan niat keluar setelah berlalunya bulan Ramadhan, untuk meraih pahala dan menyempurnakan anugerah yang diberikan.

Aktivitas sunah maksudnya berangkat lebih awal ke masjid saat shalat Subuh bahkan mendahului imam, setelah mandi dan membersihkan diri, serta mengenakan hiasan yang dibolehkan Allah. Makan sebelum shalat Idul Fitri hukumnya sunah, dan memakan kurma yang berjumlah ganjil.

Membayar zakat fitrah yang menjadi kewajiban atas dirimu lebih baik dilakukan sebelum shalat Idul Fitri. Barangsiapa yang menundanya hingga selesai hari Idul Fitri, maka ia telah berdosa dan wajib meng-qadha-nya. Serta juga menyerukan takbir “Allahu Akbar” pada malam itu dan besoknya, hingga dimulainya shalat Idul Fitri.

Ketahuilah—semoga Allah merahmati kalian—bahwa menghidupkan kembali malam Idul Fitri adalah hal yang paling utama. Ada motivasi dan anjuran mengenai hal itu, dan anjuran yang harus dilaksanakan. Telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa ia bersabda:

مَنْ أَحْيَى لَيْلَةَ الْعِيْدِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوْتُ الْقُلُوْبُ

“Barangsiapa yang menghidupkan malam Idul Fitri, maka hatinya tidak akan mati pada saat semua hati manusia mati.”

Orang yang beruntung ialah mereka yang mampu menahan hawa nafsunya dan senantiasa menaati Allah. Dan siapa yang selamat dari api neraka, maka panas neraka tak akan pernah menyentuhnya. Dan beruntunglah orang yang mendapat pahala surga, yang kenikmatan dan kesenangannya tiada tara.

Semoga Allah senantiasa menjaga kita dan kalian dari siksa-Nya. Memberikan pahala terbaik kepada kita dan kalian, memberi pelajaran kepada kita dan kalian dengan akhlak terbaik, memberikan manfaat kepada kita dan kalian di dunia dan akhirat melalui Kitab-Nya, Al-Qur’an. Dengan-Nya kita mengucap, dan dengan-Nya kita berlindung dari setan yang terkutuk.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّآ أَن تَأْتِيَهُمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَوْ يَأْتِىَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِىَ بَعْضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِى بَعْضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ لَا يَنفَعُ نَفْسًا إِيمَٰنُهَا لَمْ تَكُنْ ءَامَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِىٓ إِيمَٰنِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ ٱنتَظِرُوٓا۟ إِنَّا مُنتَظِرُونَ

“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula).’” (QS. Al-An’am: 158)

قُلِ ٱللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَّهُۥ دِينِى * فَٱعْبُدُوا۟ مَا شِئْتُم مِّن دُونِهِۦ ۗ قُلْ إِنَّ ٱلْخَٰسِرِينَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْخُسْرَانُ ٱلْمُبِينُ * لَهُم مِّن فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِّنَ ٱلنَّارِ وَمِن تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ۚ ذَٰلِكَ يُخَوِّفُ ٱللَّهُ بِهِۦ عِبَادَهُۥ ۚ يَٰعِبَادِ فَٱتَّقُونِ * وَٱلَّذِينَ ٱجْتَنَبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ أَن يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ ۚ فَبَشِّرْ عِبَادِ * ٱلَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ ٱلْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ * أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ أَفَأَنتَ تُنقِذُ مَن فِى ٱلنَّارِ * لَٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِّن فَوْقِهَا غُرَفٌ مَّبْنِيَّةٌ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ ۖ لَا يُخْلِفُ ٱللَّهُ ٱلْمِيعَادَ

Katakanlah:Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku.’Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah:Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah menakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku. Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.Apakah (kamu hendak merubah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka?Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya. (QS. Az-Zumar: 14-20)

Ya Allah, jadikanlah surga sebagai tempat yang paling dekat antara kami dengan-Mu. Perbanyaklah karunia-Mu dan nikmat-Mu kepada kami dengan memasuki surga. Peliharalah kami, ya Allah, dari siksa-Mu yang menghinakan. Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bertaqwa lagi taat kepada-Mu. Mudahkanlah bagi kami, ya Tuhan kami, jalan menuju kemudahan, dan jauhkanlah kami dari kesulitan.

Berikanlah kami kabar gembira. Janganlah Engkau singkapkan sedikit pun tabir aib kami. Janganlah Engkau jadikan akhir dari urusan kami sebagai kerugian, dan bukalah bagi kami bulan depan melalui pintu-pintu terbaik, yaitu keteguhan iman dan amal saleh. Jadikanlah hari-hari kami di bulan ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya, dan hari-hari setelahnya lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Hingga Engkau berkenan menutup hidup kami dengan cara yang mulia, dengan akhir yang terbaik, dan kami meninggal dalam keadaan Islam, menuju surga yang aman.

Engkau Yang Maha Diberkahi dan Maha Dimuliakan, wahai Pemilik keagungan dan kehormatan. Semoga shalawat dan salam terus dilimpahkan kepada pemimpin kami, Nabi Muhammad, manusia terbaik, juga kepada keluarganya dan para shahabatnya yang mulia. Dan semoga Allah memberikan mereka salam. Segala pujian yang melimpah hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. []

Diterjemahkan dari buku: Al-Khuthab Ar-Ramadhaniyah fil-Layali Al-Witriyah, tulisan al-Allamah al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi al-Alawi al-Husaini asy-Syafii.