
Menyingkap Hakikat Demokrasi dalam Kacamata Islam yang Penuh Toleransi
Banyak orang mengira bahwa demokrasi adalah produk Barat yang tidak ada hubungannya dengan Islam. Padahal, Islam sudah lebih dulu mengenalkan prinsip musyawarah (syura) yang menjadi inti dari demokrasi itu sendiri. Bedanya, syura tidak hanya soal politik, tapi juga mengajarkan toleransi, saling menghormati, dan menjaga persatuan.
Syura: Demokrasi Islami yang Toleran
Allah memuji hamba-Nya yang beriman dengan sifat musyawarah:
وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ
“Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka.”
(QS. Asy-Syura: 38)
Musyawarah dalam Islam berarti membuka ruang bagi semua orang untuk menyampaikan pendapat. Inilah bentuk toleransi: mendengar, menghargai, lalu mencari jalan tengah. Rasulullah ﷺ sendiri tidak otoriter. Beliau sering meminta pendapat sahabat, bahkan menerima usulan mereka, seperti saat Perang Khandaq di mana ide Salman Al-Farisi tentang parit diterapkan.
Demokrasi Barat vs Syura Islam
- Demokrasi Barat: bebas sebebas-bebasnya, bahkan aturan bisa dibuat meski bertentangan dengan agama.
- Syura Islam: tetap ada kebebasan, tetapi dibatasi oleh syariat Allah. Inilah demokrasi yang terarah, bukan kebebasan tanpa batas.
Dalil Toleransi dalam Islam
Allah ﷻ berfirman:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ
“Tidak ada paksaan dalam (memeluk) agama.”
(QS. Al-Baqarah: 256)
Ayat ini menunjukkan bahwa Islam tidak mengajarkan pemaksaan. Toleransi adalah bagian dari ajaran Islam itu sendiri. Bahkan ulama besar seperti Imam Al-Ghazali menekankan:
الاختلاف في الرأي لا يفسد للود قضية
“Perbedaan pendapat tidak merusak persaudaraan.”
Pesantren: Benteng Toleransi di Indonesia
Kalau kita lihat realita hari ini, pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga tempat belajar toleransi dan demokrasi Islami. Misalnya:
- Musyawarah Santri: Dalam organisasi santri, keputusan diambil lewat rapat, bukan paksaan. Semua suara didengar, meskipun berbeda pendapat.
- Hubungan dengan Masyarakat: Pesantren sering hidup berdampingan dengan masyarakat yang berbeda latar belakang, baik budaya maupun agama. Banyak kiai menekankan pentingnya menjaga kerukunan dan menghormati tetangga.
- Kontribusi untuk Bangsa: Sejarah Indonesia mencatat pesantren ikut membangun semangat persatuan, seperti resolusi jihad 1945 yang menunjukkan bahwa cinta tanah air dan menjaga kerukunan adalah bagian dari iman.
Islam mengajarkan demokrasi yang penuh nilai, yaitu syura. Demokrasi bukan hanya soal memilih pemimpin, tapi juga tentang bagaimana kita hidup bersama dengan saling menghargai perbedaan. Pesantren menjadi contoh nyata bahwa syura melahirkan budaya toleransi, kebersamaan, dan ketaatan pada Allah.
Dengan demikian, demokrasi ala Islam bukan kebebasan tanpa batas, tetapi kebebasan yang berlandaskan syariat dan menjunjung tinggi toleransi.